Penjelasan Ustaz Abdul Somad soal Alasan Deportasi Singapura: Saya Kafir terhadap Setan dan Iblis
Pendakwah kondang Tanah Air Ustaz Abdul Somad Batubara (UAS) memberikan penjelasan terkait alasan Singapura yang telah mendeportasinya.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ustaz Abdul Somad Batubara (UAS) memberikan penjelasan terkait alasan Singapura yang telah mendeportasinya.
Terungkap bahwa alasan UAS dideportasi dari Singapura karena dianggap sebagai tokoh yang menyebarkan ajaran-ajaran ekstremis dan segregasi.
Tak hanya itu, Singapura menilai UAS telah merendahkan agama lain karena menganggap pemeluk agama lain sebagi kafir.
Pernyataan UAS tentang patung tempat jin hingga pembenaran bom bunuh diri pun menjadi hal turut disorot Singapura.
Baca juga: Bela UAS, Fahri Hamzah Singgung Biksu dan Pendeta Negara Lain: Singapura Langgar Nilai Dasar ASEAN
Hal-hal tersebutlah yang membuat Singapura melalukan deportasi terhadap UAS beserta rombongannya pada Senin (16/5/2022) lalu.
Pasalnya, Singapura menilai ajaran UAS tidak diterima masyarakat singapura yang multi-etnis dan multi-agama.
Terkait alasan deportasi Singapura itu, UAS angkat bicara mengungkapkan klarifikasinya.
"Masalah tentang martir, bunuh diri, saya jelaskan itu konteks (perang) di Palestina," terang UAS seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari video di kanal YouTube Ustadz Abdul Somad Official yang tayang pada Kamis (19/5/2022).
Baca juga: 5 Alasan yang Bikin UAS Dideportasi dari Singapura: Dinilai Ekstremis dan Rendahkan Agama Lain
"Ketika tentara Palestina tidak punya alat apapun untuk membalas serangan Israel," imbuhnya.
UAS mengatakan bahwa pernyataan tentang bom bunuh diri itu bukanlah pendapat murni darinya.
Melainkan pendapat ulama yang ia sampaikan kembali kepada jemaah masjid yang menanyainya.
"Itu bukan pendapat saya, saya menjelaskan pendapat ulama dan konteksnya saya menyampaikan itu di dalam masjid, menjawab pertanyaan jemaah." ucap UAS.
Kemudian mengenai pernyataan patung sebagai tempat jin bersarang, UAS menerangkan bahwa hal itu sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Ustaz Somad Sebut Bangsa Melayu Bisa Berkuasa, UAS: Mesti Rebut Singapura, Biar Tahu Rasa
"Tentang masalah di dalam patung ada jin, itu hadis nabi," sebut UAS.
Dijelaskan UAS, bahwa malaikat tidak mau memasuki rumah orang Islam yang terdapat patung.
"Kenapa tidak mau malaikat masuk? Karena malaikat tidak mau satu majelis dengan jin. Bukan malaikat itu takut, dia tidak mau kotor," paparnya.
"Itulah maka di rumah orang Islam tak boleh ada patung," sambung UAS.
Lebih lanjut, UAS menerangkan terkait istilah kafir.
Baca juga: Perasaan UAS saat Ditahan di Ruang Sempit sebelum Dideportasi Singapura: Pas seperti Liang Lahad
Menurut UAS, kafir hanyalah sebagai istilah dalam agama yang mengandung arti 'ingkar'.
"Tentang masalah kafir, kafir itu artinya ingkar. Siapa saja yang tidak percaya Nabi Muhammad SAW itu adalah rasul utusan Allah SWT, maka dia kafir," ungkap UAS.
Agar lebih dipahami, UAS bahkan mengibaratkan dirinya sebagai kafir terhadap setan dan iblis karena tak percaya dengan ajakan buruknya.
"Saya ini adalah kafir, saya tidak percaya kepada ajakan iblis dan setan, maka saya ini kafir, kafir terhadap iblis dan setan," jelas UAS.
Baca juga: Perasaan UAS saat Ditahan di Ruang Sempit sebelum Dideportasi Singapura: Pas seperti Liang Lahad
"Kafir itu artinya ingkar, itu adalah istilah dalam agama." tegasnya.
UAS menegaskan bahwa ia tak akan berhenti mengajarkan ajaran agama Islam menyusul adanya kejadian deportasi ini.
"Saya tidak akan pernah berhenti mengajarkan itu, kalau itu dianggap sebagai ekstremis, sebagai segregasi, maka biarlah semua orang mengatakan itu, karena itu bagian dari ajaran agama," bebernya.
"Saya akan tetap mengajar dan saya sampai sekarang masih sebagai pengajar," lanjut UAS.
Baca juga: Kronologi Lengkap UAS Dideportasi dari Singapura: Ngaku Tokoh Intelektual Muslim, Bukan Teroris
Bahkan disebutkan UAS, bahwa ia merupakan profesor yang dikontrak oleh salah satu universitas di Brunei Darussalam.
"Saya visiting professor di Universitas Islam Sultan Sharif Ali (Brunei Darussalam) masih ada kontrak," kata UAS.
"Saya mendapat honoris causa (gelar) dari Universitas Islam Internasional Antarbangsa Selangor Malaysia dan saya sarjana," tambahnya.
Pendakwah kondang Tanah Air itu pun mengaku bahwa ia bukanlah seseorang yang sembarangan dalam menyampaikan ajaran.
"Saya pendidik, dosen, saya bukan orang yang ngomong sembarangan," tegasnya.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)