Ustaz Somad Sebut Bangsa Melayu Bisa Berkuasa, UAS: Mesti Rebut Singapura, Biar Tahu Rasa
Ustaz Abdul Somad (UAS) menyebut kelak bangsa Melayu bisa berkuasa dan harus merebut Singapura yang sudah mendeportasi dirinya.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ustaz Abdul Somad (UAS) menyebut kelak bangsa Melayu bisa berkuasa.
Bahkan bisa sampai merebut wilayah Singapura.
UAS menyebut, wilayah Singapura sebenarnya milik Kerajaan Melayu dan harus direbut kembali suatu hari nanti.
Hal ini dilontarkan UAS saat menceritakan soal dirinya yang baru saja dideportasi dari Singapura.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari wawancara YouTube HAI GUYS OFFICIAL, UAS menjelaskan kronologi dirinya dideportasi.
Baca juga: Perasaan UAS saat Ditahan di Ruang Sempit sebelum Dideportasi Singapura: Pas seperti Liang Lahad
"Info bahwa saya dideportasi imigrasi Singapura itu sahih, betul, bukan hoaks," tegas UAS.
UAS bersama istri dan anak serta keluarga sahabatnya berangkat ke Singapura dari Batam dengan naik kapal ferry.
Awalnya, rombongan UAS tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, pada Senin pukul 10.10 WIB.
Kemudian pukul 13.30 WIB, rombongan UAS sampai menyeberang ke Pelabuhan Tanah Merah Singapura.
UAS mengaku kedatangannya ke Singapura dalam rangka untuk liburan.
"Dalam rangka libur, ini kan memang hari libur. Kebetulan sahabat saya ini dekat rumahnya dari Singapura," ujarnya.
Baca juga: KBRI Singapura Ungkap Alasan UAS Dideportasi dari Singapura: Tidak Berhak Izin Masuk
UAS heran mengapa dirinya dideportasi dan petugas bandara atau imigrasi di Singapura pun tak memberi penjelasan lengkap.
"Itulah yang mereka tak bisa menjelaskan. Pegawai imigrasi tak bisa menjelaskan," kata UAS heran.
Menurut UAS, pihak Kedubes Singapura di Indonesia harusnya bisa menjelaskan penyebab dirinya dideportasi.
"Jadi yang bisa menjelaskan itu mungkin ambassador of Singapore in Jakarta."
"You have to explain to our community, why did your country, why did your government reject us, why did your government deport us?"
"(Anda harus menjelaskan kepada masyarakat, mengapa negara Anda dan pemerintah Anda menolak kami, mengapa pemerintah Anda mendeportasi kami?)" tanya UAS.
Baca juga: Detik-detik Ustaz Somad Dideportasi dari Singapura, Tas UAS Ditarik Petugas padahal Cuma Bawa Ini
UAS pun memberi contoh, seharusnya pihak Singapura bisa memberi penyebab jelas misalkan apakah UAS terjerat terorisme atau kasus narkoba.
"Kenapa, apakah karena teroris, apakah karena ISIS? Apakah karena bawa narkoba? Mesti dijelaskan," tegasnya.
Dalam video tersebut, UAS juga menegaskan segala dokumennya sudah lengkap.
UAS kemudian menceritakan kronologi dirinya ditahan pihak imigrasi, yakni saat hendak keluar dari proses imigrasi kedatangan.
"Scan paspor, habis itu kemudian cap jempol, habis itu pas mau keluar, saya terakhir, sahabat saya keluar, istrinya sudah, anaknya sudah, ustazah pun sudah, anak saya pun sudah."
"Saya yang terakhir, begitu saya mau keluar, baru tasku ditarik masuk," paparnya.
UAS pun ditanya-tanya oleh petugas dan tasnya pun ikut ditahan.
"Jadi pintu saya mau keluar, kemudian ada satu pegawainya membawa tas saya, saya disuruh duduk di pinggir jalan, di dekat imigrasi itu."
"Tas ini sebetulnya tas ustazah, isinya keperluan bayi, jadi maksud saya mau mengasihkan tas ini ke ustazah yang sudah lepas di sana," tuturnya.
"This bag is for my wife, for my baby, dia enggak kasih kopernya. Padahal orangnya ada di situ," sambung UAS.
UAS kemudian diinterogasi atas tujuan apa ia ke Singapore dan bersama siapa saja.
Sang pendakwah kemudian menjelaskan apa adanya bahwa ia ingin jalan-jalan bersama keluarga dan sahabatnya.
Akhirnya, UAS digiring ke ruangan yang sempit seperti unggahan Instagramnya.
"Saya dimasukkannya ke dalam suatu ruangan, lebarnya semeter, panjangnya dua meter, pas macam liang lahat," canda UAS.
"Satu jam saya di ruang kecil itu," sambungnya.
Bahkan, menurut UAS, suasana di kantor imigrasi itu membuat anak sahabatnya menyadari bahwa mereka sedang ditahan.
"Anak kawan saya itu umur 4 tahun, apa kata anak umur 4 tahun? 'Kita ini dipenjara, yah'. Anak 4 tahun tahu itu dipenjara," kata UAS.
Selama berada di ruangan sempit itu, UAS tak hanya heran mengapa dirinya ditahan, tapi juga heran mengapa Singapura begitu berani melakukan hal itu.
Bagi UAS, Singapura adalah negara kecil, namun tindakan mendeportasi dirinya tanpa alasan jelas adalah bentuk kesombongan.
UAS kemudian menyebut bahwa Singapura berisi pendatang dan sebenarnya wilayah negara itu adalah milik Kerajaan Melayu.
"Sebetulnya wilayah kita itu, wilayah Kerajaan Melayu, Johor, Siak, tapi karena kita tak punya kekuasaan," kata UAS.
Menurutnya, kelak keturunan bangsa Melayu bisa kembali menguasai Singapura.
"Tapi nanti Insya Allah sampai masanya, mungkin di zaman cucu-cucu kita, berkuasa orang Melayu ini, mesti direbut negeri itu biar tahu rasa, kurang ajar," sambungnya.
Diketahui, UAS ditahan di sana selama satu jam, sementara rombongannya berada di ruangan lain.
Setelah satu jam, UAS dikeluarkan dan bergabung dengan rombongannya, menghabiskan waktu 3 jam lagi di kantor imigrasi.
UAS dan rombongan akhirnya bebas menjelang waktu magrib.
Klarifikasi KBRI Singapura
Melalui akun Instragram resmi @kbrisingapura, KBRI Singapura mengunggah klarifikasi terkait deportasi UAS ini pada Selasa (17/5/2022) kemarin.
Dari unggahan Instagram tersebut, KBRI diketahui telah meminta penjelasan kepada otoritas Singapura atas penolakan masuk Warga Negara Indonesia (WNI) yakni UAS.
KBRI pun langsung menindaklanjuti kabar adanya deportasi atau penolakan masuk yang dilakukan Immigration Checkpoints Authority (ICA) Singapura terhadap UAS dan rombongannya.
Baca juga: Detik-detik Ustaz Somad Dideportasi dari Singapura, Tas UAS Ditarik Petugas padahal Cuma Bawa Ini
Kedutaan Besar RI di Singapura lantas melakukan komunikasi dengan pihak ICA Singapura guna menanyakan alasan penolakan tersebut.
Hingga diketahui bahwa alasan deportasi UAS beserta rombongannya yakni karena tidak berhak (eligible) untuk mendapatkan izin masuk berdasarkan kebijakan imigrasi.
"Penolakan masuk (refusal of entry) didasarkan alasan 'tidak eligible untuk mendapatkan izin masuk berdasarkan imigrasi'," ungkap KBRI Singapura pada Selasa (17/5/2022) seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari akun @kbrisingapura.
"Penolakan dilakukan kepada ASB (Abdul Somad Batubara, nama lengkap UAS) dan 6 anggota rombongannya." sebut KBRI Singapura.
KBRI Singapura juga telah mengirimkasn Nota Diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Singapura untuk menanyakan lebih lanjut alasan deportasi tersebut.
Baca juga: Kronologi Lengkap UAS Dideportasi dari Singapura: Ngaku Tokoh Intelektual Muslim, Bukan Teroris
Kini KBRI masih menunggu keterangan lebih lanjut dari Kemenlu Singapura atas Nota Diplomatik yang telah dikirimkan tersebut.
Kronologi Lengkap Deportasi Versi UAS
Diberitakan sebelumnya, kronologi dideportasinya UAS, diungkapkan oleh Ustaz Hilmi Firdausi melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @Hilmi28 pada Selasa (17/5/2022).
Ustaz Hilmi Firdausi mengunggah tangkapan layar pesan percakapannya dengan UAS perihal deportasi ini.
Dalam gambar percakapan tersebut, tampak UAS tak tahu menahu alasannya bisa sampai dideportasi dari Singapura.
Baca juga: Penyebab UAS Dideportasi dari Singapura, sang Ustaz Heran: Apa karena Teroris, ISIS, atau Narkoba?
Pasalnya, UAS yakin bahwa ia telah memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk penerbangan ke Singapura.
"Beberapa hari sebelum keberangkatan, semua persyaratan sudah dipenuhi. ICA sudah keluarkan arrival card. Semua rute perjalanan jelas." terang UAS seperti dalam capture percakapannya dengan Ustaz Hilmi Firdausi.
UAS pun lantas menceritakan detik-detik ia dimasukkan ke dalam ruangan sempit mirip sel jeruji besi penjara hingga akhirnya dideportasi.
Menurut penuturan UAS, kejadian ini bermula saat ia dan rombongan tiba di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura pada Senin (16/5/2022) siang.
"Sampai di Pelabuhan Tanah Merah Singapore pukul 13.30, Senin (16/5/2022). Semua masuk: UAS, istri, samy (bayi 3 bulan), sahabat UAS, istrinya, anak sahabat UAS (21 thn), anak sahabat UAS (4 thn). Setelah masuk, UAS ditarik ke pingggir tempat orang lalu lalang." ungkap UAS.
Baca juga: UAS Dideportasi dari Singapura, Unggah Video dalam Ruangan Sempit seperti Penjara di Imigrasi
"UAS ingin memberikan tas berisi perlatan bayi ke istri (yang) berjarak 5 meter. Tidak diizinkan." lanjutnya.
UAS mengaku bahwa ia kemudian dibawa pihak imigrasi Singapura untuk masuk ke sebuah ruangan berukuran sekitar 1x2 meter dengan beratapkan jeruji.
"Lalu Istri UAS dan rombongan yang sudah hampir ke luar pelabuhan ditarik masuk lagi ke dalam imigrasi. Kemudian UAS dimasukkan ke ruang 1x2 meter. Atap jeruji. Selama 1 jam. Istri UAS dan rombongan di ruang lain." beber UAS.
Setelah itu pada sore harinya, UAS dan rombongan dipulangkan ke Tanah Air melalui Batam dengan menggunakan kapal feri.
"(Senin, 16 Mei 2022) Pukul 17.30, UAS dan rombongan dipulangkan ke Batam dengan feri terakhir." papar UAS.
Baca juga: Mendiang Ustaz Tengku Zulkarnain Sempat Ditelepon UAS, Ucap Takbir hingga Dipasang Ventilator
UAS pun tampak kesal lantaran tak ada penjelasan dari pihak imigrasi Singapura mengenai masalah deportasi tersebut.
"Tidak ada wawancara, tidak ada minta penjelasan. Tidak bisa menjelaskan ke siapa. Apakah Singapore sudah berubah menjadi negara memperkerjakan robot? Atau efek covid 2 tahun?," tegasnya.
Bahkan UAS sampai menyebut dirinya sebagai tokoh intelektual muslim dan menegaskan bahwa ia bukanlah seorang teroris.
(TribunnewsSultra.com/Ifa Nabila, Nina Yuniar)