KBRI Singapura Ungkap Alasan UAS Dideportasi dari Singapura: Tidak Berhak Izin Masuk
Pemerintah melalui KBRI di Singapura memberikan penjelasan mengenasi deportasi terhadap pendakwah kondang Tanah Air Ustaz Abdul Somad (UAS).
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Pasalnya, UAS yakin bahwa ia telah memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk penerbangan ke Singapura.
"Beberapa hari sebelum keberangkatan, semua persyaratan sudah dipenuhi. ICA sudah keluarkan arrival card. Semua rute perjalanan jelas." terang UAS seperti dalam capture percakapannya dengan Ustaz Hilmi Firdausi.
UAS pun lantas menceritakan detik-detik ia dimasukkan ke dalam ruangan sempit mirip sel jeruji besi penjara hingga akhirnya dideportasi.
Menurut penuturan UAS, kejadian ini bermula saat ia dan rombongan tiba di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura pada Senin (16/5/2022) siang.
"Sampai di Pelabuhan Tanah Merah Singapore pukul 13.30, Senin (16/5/2022). Semua masuk: UAS, istri, samy (bayi 3 bulan), sahabat UAS, istrinya, anak sahabat UAS (21 thn), anak sahabat UAS (4 thn). Setelah masuk, UAS ditarik ke pingggir tempat orang lalu lalang." ungkap UAS.
Baca juga: UAS Dideportasi dari Singapura, Unggah Video dalam Ruangan Sempit seperti Penjara di Imigrasi
"UAS ingin memberikan tas berisi perlatan bayi ke istri (yang) berjarak 5 meter. Tidak diizinkan." lanjutnya.
UAS mengaku bahwa ia kemudian dibawa pihak imigrasi Singapura untuk masuk ke sebuah ruangan berukuran sekitar 1x2 meter dengan beratapkan jeruji.
"Lalu Istri UAS dan rombongan yang sudah hampir ke luar pelabuhan ditarik masuk lagi ke dalam imigrasi. Kemudian UAS dimasukkan ke ruang 1x2 meter. Atap jeruji. Selama 1 jam. Istri UAS dan rombongan di ruang lain." beber UAS.
Setelah itu pada sore harinya, UAS dan rombongan dipulangkan ke Tanah Air melalui Batam dengan menggunakan kapal feri.
"(Senin, 16 Mei 2022) Pukul 17.30, UAS dan rombongan dipulangkan ke Batam dengan feri terakhir." papar UAS.
Baca juga: Mendiang Ustaz Tengku Zulkarnain Sempat Ditelepon UAS, Ucap Takbir hingga Dipasang Ventilator
UAS pun tampak kesal lantaran tak ada penjelasan dari pihak imigrasi Singapura mengenai masalah deportasi tersebut.
"Tidak ada wawancara, tidak ada minta penjelasan. Tidak bisa menjelaskan ke siapa. Apakah Singapore sudah berubah menjadi negara memperkerjakan robot? Atau efek covid 2 tahun?," tegasnya.
Bahkan UAS sampai menyebut dirinya sebagai tokoh intelektual muslim dan menegaskan bahwa ia bukanlah seorang teroris.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)