Intelijen AS: Putin Bersiap Perpanjang Invasi Ukraina dan Masih Berniat Capai Tujuan di Luar Donbas
Intelijen Amerika Serikat menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin mencari tujuan di luar timur Ukraina dalam invasi yang kini masih berlangsung.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Intelijen Amerika Serikat menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin mencari tujuan di luar timur Ukraina dalam invasi yang kini masih berlangsung sejak dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.
Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines mengatakan bahwa Putin sedang mempersiapkan konflik berkepanjangan karena invasi berubah menjadi 'perang gesekan'.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari Al Jazeera, menurut Haines, Putin masih berusaha mencapai tujuan militer di luar Ukraina timur setelah gagal merebut Ibu Kota Kyiv pada tahap awal perang.
Berbicara kepada anggota parlemen AS pada Selasa (10/5/2022), Haines menyatakan bahwa pemindahan 'operasi militer' Rusia ke wilayah Donbas Ukraina di timur hanya bersifat sementara.
Baca juga: Putin saat Pidato Victory Day 9 Mei: Samakan Invasi Rusia di Ukraina dengan Perang Dunia II
"Kami menilai Presiden Putin sedang mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina di mana dia masih berniat untuk mencapai tujuan di luar Donbas," kata Haines.
“Kami menilai bahwa tujuan strategis Putin mungkin tidak berubah, menunjukkan bahwa dia menganggap keputusan pada akhir Maret untuk memfokuskan kembali pasukan Rusia di Donbas hanyalah perubahan sementara untuk mendapatkan kembali inisiatif setelah kegagalan militer Rusia untuk merebut Kyiv.” imbuhnya.
Haines mengakui pihaknya telah menilai bahwa Putin ingin memperluas wilayah melintasi pantai Laut Hitam mungkin ke Transnistria, wilayah yang memisahkan diri dari Moldova dan didukung oleh Rusia.
Langkah itu diyakini akan membantu Rusia mengamankan pasokan air ke Krimea yang direbut dan dianeksasi Moskow pada 2014.
Baca juga: Update Hari Ke-76 Invasi di Ukraina: Rudal Rusia Hantam Odesa saat Dikunjungi Ketua Komisi Eropa
Serta dan berpotensi menghalangi akses Ukraina ke laut.
Rusia melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina pada 24 Februari setelah kebuntuan selama berbulan-bulan yang membuat Moskow mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.
Yakni ketika Putin menuntut diakhirinya ekspansi NATO ke bekas republik Soviet.
Namun pada akhir Maret, Moskow mengumumkan pengalihan upaya perangnya ke wilayah Donbas setelah serangan untuk merebut Ibu Kota Ukraina, Kyiv goyah.
Baca juga: Pidato Victory Day Vladimir Putin di Rusia Tak Beri Petunjuk tentang Eskalasi Perang Ukraina
Pada Selasa (10/5/2022), Haines mengatakan bahwa di awal invasi, Rusia ingin menguasai pasukan Ukraina serta dengan cepat merebut Kyiv untuk mencegah AS dan NATO memberikan bantuan militer ke Ukraina.
“Rusia menghadapi lebih banyak perlawanan dari Ukraina daripada yang mereka harapkan, dan kinerja militer mereka sendiri mengungkapkan sejumlah tantangan internal yang signifikan, memaksa mereka untuk menyesuaikan tujuan militer awal mereka, mundur dari Kyiv dan fokus pada Donbas,” ungkap Haines.
Sedangkan diketahui bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memperingatkan pada bulan lalu bahwa jika Rusia berhasil merebut wilayah timur, mungkin pasukan Putin akan melakukan upaya lain untuk merebut Kyiv.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-75 Perang: Pidato Hari Kemenangan Putin Sebut Rusia Bela Tanah Air di Ukraina