Update Hari Ke-70 Perang: Rusia Disebut Langgar Gencatan Senjata hingga Inggris Yakin Ukraina Menang
Sederet kejadian pada hari ke-70 perang Rusia dengan Ukraina: Zelensky Sebut Rusia Langgar Gencatan Senjata hingga Inggris Yakin Ukraina Menang.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perang antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina hingga Rabu (4/5/2022) telah berlangsung selama 70 hari.
Konflik bersenjata antara kedua negara bertetangga ini diketahui dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.
Yakni setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan militernya untuk melancarkan serangan berskala penuh ke Ukraina.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian yang perlu diketahui pada hari ke-70 perang Rusia dengan Ukraina:
Baca juga: Rangkuman Hari ke-69 Perang: Putin Sebut Barat Harus Berhenti Beri Ukraina Senjata, Rusia Tuduh Kyiv
- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengkonfirmasi bahwa sebanyak 156 orang berhasil dievakuasi dari pabrik baja Azovstal di Mariupol tiba di Zaporizhzhia pada Selasa (3/5/2022).
“Hari ini 156 orang tiba di Zaporizhzhia. Wanita dan anak-anak. Mereka telah berada di penampungan selama lebih dari dua bulan,”sebut Zelenskyy, Selasa (3/5/2022).
Sementara itu, Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko mengungkapkan sejumlah 200 warga sipil lainnya masih terperangkap di bawah kompleks itu dan sekitar 100.000 orang masih berada di Kota Mariupol.
Di sisi lain, Zelenskyy menyebut pasukan Rusia yang melanggar perjanjian gencatan senjata, terus menembak dan berusaha menyerbu pabrik baja Azovstal.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-68: UEFA Resmi Larang Klub Rusia di Liga Champions, Remaja Ukraina Dihantam Rudal
- Serangan Rusia di wilayah Donetsk timur Ukraina menewaskan 21 warga sipil dan melukai 27 lainnya pada Selasa (3/5/2022), menurut gubernur regional.
Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan itu adalah korban tewas harian tertinggi di wilayah itu sejak serangan terhadap stasiun kereta api di kota Kramatorsk, yang menewaskan 50 orang bulan lalu.
- Wali Kota Lviv Andriy Sadovyi menyebut bahwa gardu listrik di Lviv terkena rudal Rusia pada Selasa (3/5/2022) malam hingga melukai satu orang.
- Sanksi Uni Eropa yang dimaksudkan untuk menghancurkan “mesin perang Rusia” sekarang sudah dekat, kata presiden Dewan Eropa.
Baca juga: Ukraina Ngaku Tenggelamkan 2 Kapal Patroli Rusia: Dihancurkan di Dekat Pulau Ular Laut Hitam
Proposal untuk secara bertahap melarang impor minyak Rusia akan dibahas oleh duta besar negara anggota UE di Brussels pada Rabu (4/5/2022).
Yakni dengan yang paling tergantung, seperti Slovakia dan Hongaria, mencari pengecualian.
Para pejabat UE menyerahkan rancangan sanksi kepada negara-negara anggota pada Selasa (3/5/2022) malam.
Tetapi perpecahan dalam negosiasi yang penuh hukum dan diplomatik itu terus berlanjut karena beberapa negara anggota UE menolak penjatuhan sanksi.
- Dalam pidato di parlemen Ukraina pada Selasa (3/5/2022), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan "Ukraina akan menang" melawan Rusia dan "akan bebas".
Baca juga: Jokowi Undang Presiden Ukraina dan Rusia untuk Hadiri KTT G20, Putin Ucapkan Terima Kasih
- Parlemen Ukraina, Verkhovna Rada telah mengesahkan undang-undang untuk melarang partai politik yang membenarkan, mengakui atau menyangkal agresi bersenjata Rusia terhadap Ukraina.
Undang-undang tersebut juga akan melarang pihak-pihak yang mengagungkan atau membenarkan tindakan mereka yang melakukan agresi bersenjata terhadap Ukraina.
- Putin mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa “negara-negara barat dapat membantu menghentikan kejahatan militer Ukraina”.
Putin juga dilaporkan telah memberi tahu Macron tentang pendekatan Rusia dalam negosiasi dengan Kyiv.
Baca juga: Update Hari Ke-66 Perang: Rusia Disebut Rugi Besar dan Akui Serang Ukraina saat Kunjungan Sekjen PBB
- Putin menandatangani dekrit tentang sanksi ekonomi pembalasan terhadap barat.
Menurut Reuters, sanksi itu sebagai tanggapan atas "tindakan tidak bersahabat dari negara-negara asing dan organisasi internasional tertentu", kata Kremlin pada Selasa (3/5/2022).
Nama-nama individu atau entitas yang terkena dampak tindakan tidak termasuk dalam dokumen.
- Pemimpin oposisi Jerman melakukan perjalanan ke Kyiv untuk bertemu dengan pejabat Ukraina, setelah Kanselir Jermab Olaf Scholz, menjelaskan bahwa dia tidak akan mengunjungi Ukraina dalam waktu dekat.
Baca juga: Jokowi Tolak Permintaan Zelenskyy soal Bantuan Persenjataan Ukraina dari Indonesia untuk Lawan Rusia
- Moskow menuduh Israel mendukung "rezim neo-Nazi di Kyiv".
Pernyataan itu adalah yang terbaru dalam pertikaian diplomatik Rusia dengan Israel, setelah Menteri Luar Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Senin (2/5/2022) bahwa Adolf Hitler "berdarah Yahudi".
- Presiden AS Joe Biden mengunjungi sebuah pabrik di Troy, Alabama, tempat produsen senjata Lockheed Martin membuat rudal anti-tank Javelin.
Biden lantas memuji “kecepatan” peralatan militer dan bantuan dari Amerika Serikat ke Ukraina dalam dua bulan sejak Rusia memulai perang.
Baca juga: Update Hari Ke-64 Perang: AS Bakal Beri Ukraina 33 Miliar Dolar hingga Serangan Rusia di Kyiv
- Invasi Rusia ke Ukraina menimbulkan kerusakan pada infrastruktur negara dengan biaya 4.5bn dolar seminggu.
Menurut perkiraan yang dikumpulkan oleh Sekolah Ekonomi Kyiv (KSE), kerusakan telah mencapai 92 miliar dolar sejak invasi dimulai pada Februari.
- Pria dan anak laki-laki termasuk di antara yang diduga menjadi korban pemerkosaan oleh tentara Rusia di Ukraina, kata pejabat PBB dan Ukraina, Selasa (3/5/2022).
Di mana puluhan kasus kekerasan seksual oleh pasukan penyerang sedang diselidiki.
Baca juga: Serangan Udara Rusia Hantam Bangunan di Dekat Sekjen PBB Berada saat Guterres Kunjungi Ukraina
Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, menuduh Rusia menggunakan pemerkosaan sebagai taktik perang.
Venediktova juga menggambarkan Putin sebagai "penjahat perang utama abad ke-21".
- Paus Fransiskus mengatakan dia meminta pertemuan dengan Putin mengenai Ukraina dan membandingkan skala pertumpahan darah dengan genosida Rwanda.
Mempertanyakan penyebab konflik, paus berbicara tentang "kemarahan" di Kremlin yang bisa "difasilitasi" oleh "gonggongan NATO di pintu Rusia".
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)