Dibanting Kakak Angkat, Bocah TK Yatim Piatu Tewas: Sudah Dianiaya Berkali-kali
Aksi penganiayaan berujung pembunuhan terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Korban adalah seorang bocah bernama Dila alias UFT atau UF (7).
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Aksi penganiayaan berujung pembunuhan terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Korban adalah seorang bocah bernama Dila alias UFT atau UF (7).
Sedangkan pelaku adalah kakak angkatnya, F (18).
Korban dianiaya kakak angkatnya hingga akhirnya tewas.
Baca juga: Gagal Move On, Pria Ini Aniaya Mantan Istri yang akan Nikah Lagi hingga Tewas Lalu Coba Akhiri Hidup
Teranyata, selama ini pelaku kerap menyiksa korban.
Bahkan, kondisi korban sangat memprihatinkan akibat penyiksaan yang dilakukan pelaku.
Peristiwa memilukan itu terjadi di Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dila dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (12/4/2022).
Warga curiga karena melihat banyak luka lebam di tubuh bocah periang itu.
Baca juga: Ayah Umur 36 Tahun Nekat Cabuli Anak Kandung Berkali-kali, Korban Akhirnya Berani Mengadu ke Nenek
Belakangan, setelah polisi turun tangan, terkuak bila Dila meninggal karena kerap dianiaya oleh F (18), sang kakak angkat.
Kapolsek Kartasura AKP Mulyanta mewakili Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan, F sementara ini mengaku kerap menganiaya Dila karena ulah Dila.
Dila, dituding sering mencuri uang.
"Dugaan awal, tersangka jengkel karena orang tuanya sudah nggak ada, dan (korban) dituduh mencuri uang. Kemudian dianiaya oleh kakaknya," kata Mulyanta, kepada TribunSolo.com, Selasa (12/4/2022).
Polisi menduga penganiayaan pun tak sekali dilakukan oleh F.
Baca juga: SAH Jadi Tersangka Penganiayaan, Bos PS Store Putra Siregar dan Artis Rico Valentino Ditahan Polisi
Caranya pun dengan sangat keji.
Kapolsek mengatakan, jika korban sudah dianiaya beberapa bulan terakhir.
Korban sering disiksa dengan cambuk kasur, bahkan diikat dengan tali rafia.
"Yang terakhir dibanting, kepalanya kena lantai, dan sempat muntah," ucapnya.
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperi cambuk kasur, tali rafia, dan kasur.
F adalah sepupu Dila yang jadi kakak angkat, karena Dila kini diasuh oleh buliknya, alias ibu F.
Yang lebih memilukan, Dila sebenarnya bocah yatim piatu.
Baca juga: Sekeluarga Diculik dan Dianiaya Ketua Ormas di Medan, gegara Korban Bertengkar dengan Saudara Pelaku
Sempat Murung di Sekolah
Menurut teman korban, Kyla, terakhir dia melihat UF saat berangkat sekolah pagi tadi.
"Tadi jalannya kaki kanannya diseret, dia pakai sendal," katanya.
Kyla menuturkan, sejak UF mengalami masalah keluarga, korban menjadi sosok yang pendiam dan tertutup. Selain itu, kepala korban juga botak.
"Dia pakai jilbab, tapi kepalanya gak ada rambutnya, dibotak," ujarnya.
UF sendiri masih duduk dibangku TK di TK Aisyiyah Ngabean 2.
Menurut Kepala Sekolah TK Aisyiyah Ngabean 2, Rusmiati Hidayah, UF sudah satu minggu lebih tidak berangkat ke sekolah dengan alasan sakit.
"Dia masuk baru hari ini, tapi kondisinya seperti itu (penuh lebam)," katanya.
"Pertama saya lihat lengan dan di pipi," tambahnya.
Rusmiati memeriksa tubuh UF, dan didapati tubuh korban penuh dengan luka lebam.
Saat ditanya, korban mengaku dipukul kakaknya menggunakan kayu.
"Saat saya tanya kenapa sampai dipukul, dia bilang kalau dia ngeyel sama kakaknya," kata dia.
Salah satu kakak UF, berinisial Fj (18) kemudian dipanggil Rusmiati untuk mengkonfirmasi luka di tubuh UF.
Dari pengakuan Fj, lanjut Rusmiati, luka UF karena dipukul.
"Saya pesan jangan dipukul lagi. Dia masih anak-anak," kata dia.
Hingga akhirnya, saat salat magrib, Rusmiati mendapatkan kabar jika muridnya sudah meninggal dunia.
Rusmiati mengatakan, sikap UF berubah sejak 5 bulan terakhir.
"Dia dulu orangnya periang, hebat, pinter. Setelah orang tuanya (bulek dan omnya) ada masalah (bercerai), anaknya agak berontak," ucapnya.
"Dia sempat bercerita baru sakit hati, karena ibunya (ibu angkat-red) pergi ke Jakarta enggak pamit," tambahnya.
(TribunSolo.com, Agil Trisetiawan)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Keji! Begini Cara F Menganiaya Dila Bocah Kartasura, Anak Sekecil itu Dibenturkan Lantai