Zelenskyy Minta Barat Jatuhkan Sanksi terhadap Rusia Karena Gunakan Senjata Kimia di Ukraina

Volodymyr Zelenskyy pada Senin (11/4/2022) menyebut Rusia dapat menggunakan senjata kimia di Ukraina dan meminta Barat untuk menjatuhkan sanksi.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Wahid Nurdin
Kolase Tangkapan Layar US News | France24
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri) menyatakan bahwa dirinya terbuka untuk melakukan perundingan dengan Presiden Rusia Vladimir (kanan) Putin dengan syarat hanya jika ada gencatan senjata. 

"Sudah waktunya untuk membuat paket (sanksi) ini sedemikian rupa sehingga kita tidak akan mendengar bahkan kata-kata tentang senjata pemusnah massal dari pihak Rusia," kata Zelenskiy.

"Embargo minyak terhadap Rusia adalah suatu keharusan. Setiap paket sanksi baru terhadap Rusia yang tidak mempengaruhi minyak akan diterima di Moskow dengan senyuman." sambungnya.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari AA, pemerintah Inggris pada Senin (11/4/2022) juga memperingatkan kemungkinan penggunaan senjata kimia oleh pasukan Rusia di Kota pelabuhan Mariupol, Ukraina yang terkepung.

Setelah menganalisis operasi Rusia di wilayah timur Ukraina khususnya di Oblast Donetsk, Inggris menyuarakan keprihatinan atas kemungkinan penyebaran senjata kimia di Mariupol untuk menegakkan kemenangan Rusia.

Baca juga: Ukraina Tuding Rusia Gunakan Bom Fosfor untuk Serang Warga Sipil, Apa Itu Bom Fosfor?

Sebagaimana diketahui, di Oblast Donetsk merupakan wilayah di mana gas fosfor disebut telah digunakan oleh pasukan Rusia sebagai bagian dalam serangan ke Ukraina.

“Pasukan Rusia sebelumnya menggunakan amunisi fosfor di Oblast Donetsk meningkatkan kemungkinan pekerjaan masa depan mereka di Mariupol saat pertempuran untuk kota semakin intensif,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris.

“Penembakan Rusia terus berlanjut di wilayah Donetsk dan Luhansk, dengan pasukan Ukraina memukul mundur beberapa serangan yang mengakibatkan penghancuran tank, kendaraan, dan peralatan artileri Rusia,” tambahnya.

Kementerian Pertahanan Inggris juga memperingatkan penggunaan bom terarah oleh Moskow yang sangat meningkatkan risiko warga sipil menjadi korban jiwa.

Baca juga: Eks Pemilik Chelsea Roman Abramovich Diduga Keracunan Senjata Kimia saat Perundingan Rusia-Ukraina

Seperti di Kota Kramatorsk, timur Ukraina pekan lalu yang mana ratusan warga sipil tewas dalam serangan roket di stasiun kereta api.

“Ketergantungan Rusia yang berkelanjutan pada bom terarah mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan diskriminasi ketika menargetkan dan melakukan serangan sambil sangat meningkatkan risiko korban sipil lebih lanjut.” papar Kementerian Pertahanan Inggris.

Setidaknya 1.793 warga sipil telah tewas dan 2.439 terluka di Ukraina sejak Rusia menyatakan perang pada 24 Februari.

Data itu berdasarkan perkiraan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dengan angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.

Menurut badan pengungsi PBB, lebih dari 4,5 juta orang Ukraina telah melarikan diri ke negara lain sejak Rusia menginvasi.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved