Tetap Bayar Pakai Euro, Jerman Tolak Ancaman Rusia soal Tagihan Rubel Gas Eropa: Pemerasan

Jerman menyatakan keberatannya atas tuntutan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait pembayaran tagihan biaya pasokan gas Eropa menggunakan rubel.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase AFP/ALEXEY NIKOLSKY | Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut pihak Amerika Serikat tak akan menghentikan serangannya ke Ukraina. 

Regulator jaringan mengatakan pada Kamis (31/3/2022) bahwa situasinya stabil dan penyimpanan telah meningkat sedikit.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-36: Rusia Tinggalkan Chernobyl dan Tetap akan Serang Donbass, Putin Ancam Eropa

Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan bahwa ia dengan Menteri Keuangan dan Ekonomi Prancis Bruno Le Maire membahas kemungkinan tindakan hukuman baru terhadap Rusia.

Namun Habeck menolak untuk merinci bahasan tersebut lebih lanjut.

"Paket sanksi terakhir tidak boleh dan tidak boleh menjadi yang terakhir. Kami berbicara tentang sanksi tambahan apa yang dapat mencegah Putin melanjutkan perang di Ukraina," kata Habeck.

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengangkat kemungkinan sanksi baru terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Baca juga: Janji Kurangi Aksi Militer di 2 Wilayah Ukraina, Pasukan Rusia Masih Serang Kyiv dan Chernihiv

Scholz menambahkan bahwa Jerman siap untuk semua skenario, termasuk penghentian aliran gas Rusia ke Eropa.

Bahkan Scholz menegaskan bahwa Jerman berharap untuk menjadi independen dari impor minyak dan batubara Rusia tahun ini.

Tetapi diakuinya, bahwa hal ini akan memakan waktu lebih lama untuk Jerman dalam mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved