Tetap Bayar Pakai Euro, Jerman Tolak Ancaman Rusia soal Tagihan Rubel Gas Eropa: Pemerasan

Jerman menyatakan keberatannya atas tuntutan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait pembayaran tagihan biaya pasokan gas Eropa menggunakan rubel.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase AFP/ALEXEY NIKOLSKY | Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut pihak Amerika Serikat tak akan menghentikan serangannya ke Ukraina. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Jerman menyatakan keberatannya atas tuntutan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait pembayaran tagihan biaya pasokan gas Eropa menggunakan rubel.

Diketahui bahwa pada Kamis (31/3/2022) Putin telah memperingatkan negara-negara Eropa yang membeli gas Rusia untuk melakukan pembayaran dengan mata uang Rusia, yakni rubel.

Putin juga mengancam bahwa jika tuntutannya itu tak dilakukan, maka Rusia akan menghentikan pasokan gas di Eropa.

Langkah ini diambilnya untuk bertahan dari terpaan badai sanksi ekonomi Barat terhadap Rusia akibat invasinya di Ukraina.

Baca juga: KRONOLOGI Gadis Muda Ukraina Dirudapaksa Tentara Rusia saat Berlindung di Sekolah

Dilansir TribunnewsSultra.com dari Reuters, Jerman pun menolak rubel Putin untuk permintaan pembayaran gas tersebut.

Pada Kamis (31/3/2022) Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menolak tuntutan Rusia tentang negara-negara Eropa membayar gasnya dalam rubel.

Jerman pun menyatakan tuntutan Putin itu sebagai pelanggaran kontrak yang tidak dapat diterima.

Habeck menambahkan bahwa manuver Rusia itu sama dengan 'pemerasan'.

Baca juga: UPDATE Hari Ke-37 Perang: Ukraina Sebut Rusia Siapkan Serangan Kuat hingga Evakuasi Warga Mariupol

Berbicara dalam konferensi pers bersama dengan rekannya dari Prancis, Habeck mengatakan dia belum melihat dekrit baru yang Putin yang mengamanatkan pembayaran gas dalam rubel.

"Berkenaan dengan ancaman, permintaan atau pertimbangan yang orang tidak tahu harus menyebutnya apa lagi, harus dibayar dalam rubel, sangat penting bagi kami bahwa kontrak itu dihormati," kata Habeck.

"Penting bagi kami untuk tidak memberikan sinyal bahwa kami akan diperas oleh Putin." lanjutnya.

Secara terpisah, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan perusahaan Jerman akan terus membayar gas Rusia menggunakan euro sebagaimana diatur dalam kontrak.

Baca juga: Buntut Invasi Ukraina, Putin Ancam Setop Pasok Gas Eropa Jika Tak Dibayar Pakai Rubel Rusia

"Dengan segala cara, perusahaan tetap menginginkan, dapat, dan akan membayar dalam euro," tegas Scholz dalam konferensi pers bersama Kanselir Austria, Karl Nehammer.

Sebelumnya, Jerman pada Rabu (30/3/2022) memicu prosedur darurat untuk memantau impor gas dan kapasitas penyimpanan.

Serta mendesak konsumen dan produsen untuk mengurangi konsumsi dalam persiapan untuk setiap penghentian pengiriman Rusia.

Regulator jaringan mengatakan pada Kamis (31/3/2022) bahwa situasinya stabil dan penyimpanan telah meningkat sedikit.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-36: Rusia Tinggalkan Chernobyl dan Tetap akan Serang Donbass, Putin Ancam Eropa

Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan bahwa ia dengan Menteri Keuangan dan Ekonomi Prancis Bruno Le Maire membahas kemungkinan tindakan hukuman baru terhadap Rusia.

Namun Habeck menolak untuk merinci bahasan tersebut lebih lanjut.

"Paket sanksi terakhir tidak boleh dan tidak boleh menjadi yang terakhir. Kami berbicara tentang sanksi tambahan apa yang dapat mencegah Putin melanjutkan perang di Ukraina," kata Habeck.

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengangkat kemungkinan sanksi baru terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Baca juga: Janji Kurangi Aksi Militer di 2 Wilayah Ukraina, Pasukan Rusia Masih Serang Kyiv dan Chernihiv

Scholz menambahkan bahwa Jerman siap untuk semua skenario, termasuk penghentian aliran gas Rusia ke Eropa.

Bahkan Scholz menegaskan bahwa Jerman berharap untuk menjadi independen dari impor minyak dan batubara Rusia tahun ini.

Tetapi diakuinya, bahwa hal ini akan memakan waktu lebih lama untuk Jerman dalam mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved