Ukraina Mulai Melunak ke Rusia, Zelensky Mau Penuhi Syarat Putin, Tapi Tolak Menyerahkan Mariupol
Gempuran senjata masih meledak-ledak di kota-kota Ukraina sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia.
Meski demikian, Ukraina menolak tuntutan Rusia untuk menyerahkan Kota Mariupol.
Baca juga: TERUNGKAP! Momentum Ini yang Dimanfaatkan Doni Salmanan Untuk Menipu, Bahkan Korban Ketagihan
Kota pelabuhan yang terkepung itu menjadi titik fokus perang yng brutal dan memicu krisis kemanusiaan yang menghancurkan.
Kyiv menolak permintaan untuk menyerahkan kota itu setelah Moskow berjanji untuk mengizinkan warga sipil yang terperangkap di tengah pemboman tanpa air, panas atau obat-obatan untuk melarikan diri jika para pembelanya meletakkan senjata mereka.
Merebut kendali kota strategis akan mewakili kemenangan signifikan bagi pasukan Rusia, dengan kemajuan mereka tampaknya terhenti di tempat lain dan kampanye mereka bergeser ke mengintensifkan pemboman udara kota-kota Ukraina.
Serangan baru di Kyiv pada Minggu malam menewaskan sedikitnya delapan orang dan sebuah pusat perbelanjaan hancur, kata pejabat Ukraina. Jumlah korban tewas resmi masih ditentukan.

Presiden Joe Biden akan menuju ke Eropa minggu ini ketika Amerika Serikat dan sekutunya berusaha untuk mendukung Ukraina dan menghukum Kremlin atas invasinya.
Perjalanan itu akan mencakup kunjungan ke Polandia, sekutu NATO yang bertetangga dengan Ukraina, Gedung Putih mengumumkan Minggu malam.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang "yang telah menderita pelecehan dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."
Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ukraina Bersedia Bicarakan Pengakuan Lugansk dan Donetsk, Tetapi Ada Syaratnya