Rusia Sebar Video Ngaku Selamatkan Warga Mariupol, Ukraina Geram dan Sebut Penculikan: Dipaksa Kerja

Pasukan Rusia yang menyerang Kota Mariupol, Ukraina, mengklaim telah menyelamatkan warga sipil.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Tangkapan Layar The Guardian
Suasana evakuasi warga sipil di Irpin, kota yang terletak di pinggiran Ibu kota Ukraina, Kiev saat Rusia mengumumkan gencatan senjata sementara di wilayah tersebut. 

Pemerintah kota juga mengklaim bahwa beberapa penduduk Mariupol dibawa secara paksa ke Rusia dan paspor Ukraina mereka dilucuti.

"Para penjajah mengirim penduduk Mariupol ke kamp penyaringan, memeriksa telepon mereka dan menyita dokumen Ukraina (mereka)," kata Pavlo Kyrylenko, kepala administrasi regional Donetsk.

Dia menambahkan bahwa lebih dari 1.000 penduduk Mariupol telah dideportasi.

"Saya mengimbau masyarakat internasional: berikan tekanan pada Rusia dan pemimpinnya yang gila," katanya di Facebook.

Baca juga: Warga Ukraina Taruhan Nyawa, Dihadapkan Pilihan Tewas di Pengungsian atau Terbunuh Rusia saat Kabur

Perebutan sengit kota strategis

Pelabuhan Mariupol telah menjadi salah satu kota yang paling parah terkena dampak karena menempati posisi strategis utama.

Penguasaan kota ini akan menghubungkan semenanjung Krimea, yang direbut Rusia dari Ukraina pada 2014, dengan wilayah timur separatis Donetsk dan Luhansk, yang berusaha memisahkan diri dan dikendalikan oleh pemberontak yang didukung Moskwa.

Ribuan warga sipil diperkirakan terperangkap di dalam kota, di mana komunikasi, air, listrik dan gas telah terputus.

Pada Sabtu (19/3/2022) Rusia mengatakan telah menembus pertahanan kota dan pasukannya berada di dalam.

Rabu lalu (16/3/2022), sebuah teater tempat lebih dari 1.000 orang berlindung dihantam, dengan ratusan orang masih dianggap hilang di antara puing-puing.

"Ini bukan lagi Mariupol, ini neraka," kata warga Tamara Kavunenko, 58 tahun.

"Jalan-jalan penuh dengan mayat warga sipil."

Dalam pesan video hariannya, Zelenskyy mengatakan bahwa pengepungan Mariupol "adalah teror yang akan diingat bahkan di abad berikutnya."

Presiden Ukraina, yang telah mendapatkan ketenaran dan kekaguman di seluruh dunia karena tetap tinggal di ibu kotanya dalam menghadapi serangan Rusia, memperingatkan rakyat Rusia bahwa sekitar 14.000 prajurit mereka telah tewas.

"Dan (jumlah) korban hanya akan terus meningkat," dia memperingatkan.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved