Hari Ke-26 Perang: Ukraina Tolak Tawaran Rusia untuk Serahkan Senjata agar Jalur Pengungsi Dibuka
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian pada hari ke-25 dan ke-26 perang Rusia dengan Ukraina yang perlu diketahui.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Zelenskyy juga menambahkan bahwa Ukraina harus menggunakan format atau peluang apa pun untuk memiliki kemungkinan negosiasi.
- Zelenskyy sebelumnya menyebut strategi Putin sebagai 'solusi akhir' untuk Ukraina.
Dalam pidato tanpa kompromi di depan parlemen Israel, Presiden Ukraina itu menantang Israel atas kegagalannya menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Markas Militer Kota Mykolaiv, Ratusan Tentara Ukraina yang sedang Tidur Tewas
- Sedikitnya empat orang tewas setelah penembakan terhadap rumah dan distrik perbelanjaan di Ibu kota Ukraina, Kiev, menurut Reuters, mengutip layanan darurat negara.
Petugas pemadam kebakaran bergegas menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di puing-puing pusat perbelanjaan Retroville di Podilskiy.
- Juru Bicara Hak Asasi Manusia Ukraina, Lyudmyla Denisova mengatakan pasukan Rusia telah 'menculik' penduduk dan membawanya ke Rusia.
“Beberapa ribu penduduk Mariupol telah dideportasi ke Rusia,” sebut Denisova di Telegram.
Baca juga: Kondisi Terkini Perang: Rusia Beri Batas Waktu Pasukan Ukraina untuk Serahkan Senjata di Mariupol
Setelah diproses di 'kamp filtrasi', beberapa telah diangkut ke kota Taganrog di Rusia, sekitar 100 kilometer dari Mariupol.
Selanjutnya dari sana dikirim dengan kereta api ke berbagai kota yang tertekan secara ekonomi di Rusia.
- Dewan Kota Mariupol mengatakan Rusia mengebom sebuah sekolah seni tempat 400 warga sipil termasuk anak-anak berlindung.
Petro Andrushenko selaku Penasihat Wali Kota Mariupol mengatakan belum ada jumlah pasti korban akibat serangan itu.
Baca juga: Update Kondisi Ukraina: Rusia Bom Sekolah yang Ditempati 400 Pengungsi hingga Rudal Hipersonik
“Kota ini terus diserang baik dari langit maupun dari laut,” ungkap Andrushenko di Telegram.
- Pada Minggu (20/3/2022) Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), UNHCR mencatat sebanyak sepuluh juta orang kini telah meninggalkan rumah mereka di Ukraina karena 'hancur' akibat perang Rusia.
Angka tersebut merupakan lebih dari seperempat populasi di Ukraina.
Selain itu, Kantor HAM PBB menyebutkan bahwa sedikitnya 902 warga sipil tewas dan 1.459 terluka di Ukraina pada Sabtu (19/3/2022) tengah malam waktu setempat.
Baca juga: PR Besar Ukraina setelah Rusia Akhiri Perang: Butuh Bertahun-tahun Jinakkan Bom yang Belum Meledak