Penderitaan Warga Ukraina antara Hidup dan Mati Diserang Rusia: Lebih Buruk dari Perang Dunia II
Masa-masa peperangan terus berlanjut dan membuat hidup pengungsi di Ukraina semakin sengsara.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perang Rusia dan Ukraina belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Invasi Rusia ke Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022.
Masa-masa peperangan terus berlanjut dan membuat hidup pengungsi di Ukraina semakin sengsara.
Bahkan, ada yang menyebut konflik Rusia dan Ukraina lebih buruk dari Perang Dunia II.
Misalnya di Kota Mariupol, di mana mereka dihadapkan dua pilihan yang sama mematikannya, seperti diberitakan TribunnewsSultra.com dari telegraph.co.uk.
Baca juga: Anak Balita Idap Kanker dan Butuh Obat, Ibu Ukraina Berhasil Kabur ke Polandia saat Serangan Rusia
Baca juga: Uni Eropa Berencana Salurkan Dana Miliaran Euro Hasil Penyitaan Aset Rusia kepada Ukraina
Mereka bisa terus menetap di pengungsian bawah tanah tanpa listrik, air, dan pemanas.
Mereka juga tidak tahu apakah rudal Rusia sudah siap menembak tempat pengungsian itu.
Atau mereka bisa kabur mencari pengungsian yang lebih layak.
Namun, sama saja mereka harus terekspos di ruang terbuka dan memungkinkan diserang oleh pasukan Rusia.
Baca juga: Tak Hanya Kabur ke Luar Negeri, Warga Ukraina Juga Melarikan Diri ke Pedesaan saat Serangan Rusia
Seorang warga Mariupol, Ludmilla Rodichkina, yang berumur 84 tahun memutuskan untuk kabur bersama keluarganya.
Pertaruhan nyawa mereka berakhir saat sudah mencapai Zaporizhzhia, di mana terdapat banyak pengungsi juga di sana.
Wanita renta itu harus meninggalkan semua harta bendanya.
"Hanya ini yang tersisa, pakaian yang saya kenakan," ujar Ludmilla menunjukkan mantel bulu yang ia kenakan.
Ludmilla tampak lelah dan matanya merah berurai air mata melihat hidupnya hancur.
Saking hancur hidupnya, Ludmilla sampai merasa Perang Dunia Kedua lebih mudah.
"Perang Dunia Kedua Lebih mudah dibanding sekarang," teriaknya.
Update konflik Rusia dan Ukraina
Simak peristiwa terkini pada hari ke-23 perang Rusia dan Ukraina, Jumat (18/3/2022).
Invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari 2022 seperti tak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Terdapat berbagai peristiwa penting terjadi.
Di antaranya Rusia yang disebut menyerang rumah penduduk Ukraina.
Hingga pertemuan pemimpin G7.
Baca juga: Presiden Ukraina Ajak Rusia Berunding dan Peringatkan Kerugian Moskow Jika Lanjutkan Perang

Simak rangkumannya dari Kompas.com:
Serangan Rusia di dekat Bandara Lviv
Pasukan telah Rusia menghancurkan pabrik perbaikan pesawat di dekat bandara Lviv pada Jumat. Beruntungnya, menurut Wali Kota Andriy Sadovyi lewat aplikasi perpesanan Telegram, serangan itu tidak menimbulkan korban jiwa. Lviv adalah kota di Ukraina barat yang hanya berjarak 70 kilometer (45 mil) dari perbatasan dengan anggota NATO Polandia.
Serangan ke Kyiv hantam rumah penduduk
Pihak berwenang di Ibu Kota Kyiv mengatakan, satu orang tewas ketika sebuah roket Rusia menghantam blok menara perumahan di pinggiran barat laut. Selain itu, sebuah sekolah dan taman bermain juga dilaporkan terkena serangan.
Baca juga: Hampir 2 Jam Video Call, Biden Peringatkan Presiden Cina untuk Tak Bantu Rusia Perang di Ukraina
1 orang tewas dan 1 terjebak di Kharkiv
Pejabat Kota Kharkiv melaporkan, serangan Rusia di kota mereka menghancurkan gedung enam lantai dari sebuah lembaga pendidikan tinggi. Serangan itu menewaskan satu orang dan meninggalkan satu orang lainnya terperangkap di reruntuhan.
Situasi di Ukraina timur kian "mengerikan"
PBB memperingatkan bahwa kebutuhan kemanusiaan menjadi semakin mendesak di seluruh Ukraina timur, dengan potensi kekurangan makanan, air, dan obat-obatan di kota-kota yang terkepung, seperti Mariupol dan Sumy.
Baca juga: Menhan Inggris Dapat Video Call Tipu-tipu Ngaku Perdana Menteri Ukraina, Tuduh Rusia Dalangnya
Rusia mengklaim kemajuan dalam pembicaraan
Negosiator utama Rusia pada pembicaraan dengan Ukraina, Vladimir Medinsky, mengatakan bahwa Moskwa dan Kyiv telah membawa posisi mereka "sedekat mungkin" pada proposal agar Ukraina menjadi negara netral. Sebelumnya, Kremlin pada Rabu (17/3/2022), mengatakan bahwa Ukraina yang netral di sepanjang garis Swedia atau Austria sedang dibahas. Akan tetapi, Ukraina menolak proposal itu, dengan mengatakan ingin keamanannya dijamin oleh pasukan internasional.
Pertemuan para pemimpin G7
Kanselir Jerman Olaf Scholz, sebagai presiden G7 saat ini, telah mengundang para pemimpin negara-negara industri terkemuka dunia ke pertemuan di Ukraina sebagai bagian dari KTT Uni Eropa dan NATO minggu depan. Wakil juru bicara pemerintah Jerman, Christiane Hoffmann, pada Jumat, mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan di Brussels pada Kamis (17/3/2022), akan fokus "khususnya pada situasi di Ukraina" dan "diintegrasikan" ke dalam KTT yang dijadwalkan sebelumnya. Jerman tahun ini memegang jabatan presiden bergilir Kelompok Tujuh, yang juga mencakup Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat. Scholz sudah dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak khusus NATO, di mana Hoffmann mengatakan topik utama adalah serangan Rusia terhadap Ukraina dan konsekuensinya bagi aliansi di samping sarana untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya.
Baca juga: Video Viral Vladimir Putin Umumkan Rusia Damai dengan Ukraina, Ternyata Deepfake
Inggris memblokir saluran RT Rusia
Regulator penyiaran Inggris mencabut lisensi saluran televisi yang didanai negara Rusia RT, dalam dampak internasional terbaru untuk Moskwa setelah invasi ke Ukraina.
Peringatan kejatuhan ekonomi 'luas' untuk Rusia
Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia dan pemberi pinjaman top dunia lainnya memperingatkan kejatuhan ekonomi "luas" dari perang Ukraina dan mengungkapkan "kengerian" pada "bencana manusia yang menghancurkan".
IEA desak pengurangan konsumsi minyak global
Badan Energi Internasional mendesak pemerintah untuk segera menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi minyak global dalam beberapa bulan menyusul kekhawatiran pasokan yang berasal dari invasi Rusia ke Ukraina.
Diplomat Rusia diusir
Tiga negara Baltik yaitu Estonia, Latvia, dan Lithuania mengumumkan pengusiran total 10 diplomat Rusia atas invasi Moskwa ke Ukraina.
3,25 juta pengungsi
Diberitakan Reuters, PBB mencatat lebih dari 3,25 juta warga Ukraina telah meninggalkan negaranya sejak invasi Rusia. Lebih dari 2 juta di antaranya melintasi perbatasan ke Polandia.
Tidak ada yang tewas dalam pengeboman teater
Serangan Rusia di teater yang melindungi warga sipil di Kota Mariupol yang terkepung di Ukraina melukai satu orang, tetapi tidak membunuh siapa pun. Hal ini dikonfirmasi oleh Pihak Berwenang Kota Mariupol, dalam penghitungan korban pertama. Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa 130 orang telah diselamatkan setelah pengeboman pasukan Rusia pada Rabu (17/3/2022), tetapi "ratusan" masih terjebak dalam reruntuhan.
(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rangkuman Hari Ke-23 Serangan Rusia ke Ukraina, Klaim Kemajuan dalam Pembicaraan, Undangan Pertemuan Pemimpin G7 di Kyiv"