Para Analis Ungkap Kedekatan Rusia dengan Cina hingga Peran Beijing dalam Invasi di Ukraina

Di bawah pemerintahan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, Beijing dan Moskow semakin terisolasi dari barat.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
AP/Alexei Druzhinin via The Guardian
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Preside China Xi Jinping mengatakan bahwa tidak ada bidang kerja sama yang 'terlarang'. 

Namun hal itu dibantah Beijing.

Menurut laporan Washington Post pada Rabu (16/3/2022) Duta Besar Cina untuk AS mengatakan setiap pernyataan yang diketahui, disetujui atau diam-diam mendukung perang ini adalah murni disinformasi.

Salah satu tanda pertama bahwa mungkin ada batasan pada kemitraan datang pada 25 Februari 2022 lalu.

Baca juga: Sisi Lain Perang Rusia Vs Ukraina sebagai Penguji Hubungan AS dan Cina yang Goyah

Yakni ketika Cina abstain dari pemungutan suara pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Sedangkan, Rusia menggunakan hak vetonya untuk membatalkan resolusi tersebut.

Tetapi keputusan Cina untuk tidak secara aktif mendukung veto tersebut dianggap sebagai tanda positif oleh pejabat barat.

Profesor di Universitas Macquarie dan rekan sejawat di Chatham House, Dr Courtney J Fung menyebut Cina menginginkan pengakuan sebagai negara besar yang bertanggung jawab.

Tetapi menerapkan hal itu secara selektif ketika datang ke invasi ke Ukraina.

Baca juga: Sempat Tolak Komunikasi dengan Joe Biden, Arab Saudi Undang Presiden Cina Xi Jinping saat Ramadan

“Cina berfokus pada masalah tingkat kedua yang dihasilkan dari invasi Rusia, seperti bantuan kemanusiaan, perlindungan sipil, evakuasi dan sementara ini tentu saja menjadi perhatian penting, Cina menghindari upaya untuk menengahi atau menyelesaikan krisis itu sendiri.” jelas Dr Courtney J Fung.

Tanggapan Cina tentang Perang Rusia Vs Ukraina

Pemerintah dan aparatur negara Cina sebagian besar tidak menyebutnya sebagai invasi atau perang.

Meskipun pembacaan resmi panggilan telepon bilateral dalam bahasa Inggris oleh Presiden Xi dan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menyebutkan kata 'perang'.

Baca juga: Cina Putuskan untuk Beri Bantuan Ekonomi ke Rusia selama Perang di Ukraina, Amerika Serikat Panik

Sebelumnya, Cina menyebutnya sebagai 'situasi', 'krisis', atau kadang-kadang 'konflik', dan telah menekankan 'latar belakang dan konteks historis kompleks'.

Hal ini disebut sebagai langkah Cina yang telah menyatakan dukungan untuk kedaulatan Ukraina dan 'masalah keamanan' Rusia.

Berbicara kepada media setelah pertemuan tahunan "dua sesi" Jumat lalu, Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan Cina sangat prihatin dan berduka atas konflik tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved