Sisi Lain Perang Rusia Vs Ukraina sebagai Penguji Hubungan AS dan Cina yang 'Goyah'

Perang Rusia melawan Ukraina yang saat ini masih berlangsung disebut sebagai titik balik untuk menguji hubungan Amerika Serikat-China yang goyah

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase Tangkapan layar Reuters | Instagram.com/@xi.jinping_cn
Kiri: Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Kanan: Presiden Cina Xi Jinping 

Ross mengatakan jika Cina memutuskan untuk mendukung upaya perang Rusia di Ukraina.

Sehingga AS akan merespons dengan membatasi hubungan ekonomi dengan Cina.

Serta mengizinkan anggaran militer AS yang jauh lebih besar untuk berurusan dengan Beijing.

“Orang Cina menghadapi keputusan apakah mereka ingin bersekutu dengan Rusia atau tidak (melawan Eropa dan Amerika Serikat)," papar Ross.

"Dan jika mereka (Cina) melakukannya (mendukung Rusia), mereka juga akan mendorong Amerika Serikat untuk memperlakukan Cina sebagai salah satu musuh utamanya dan mendapatkan keuntungan darinya.” jelasnya.

Baca juga: Cina Putuskan untuk Beri Bantuan Ekonomi ke Rusia selama Perang di Ukraina, Amerika Serikat Panik

Sebagaimana diketahui bahwa selama beberapa minggu terakhir, Cina abstain dari proposal Dewan Keamanan PBB yang bertujuan untuk mengutuk invasi Rusia.

Cina juga abstain dari resolusi serupa yang disahkan di Majelis Umum PBB.

Langkah Dewan Keamanan itu pun diketahui juga telah diveto oleh Rusia.

Cina juga baru-baru ini tampaknya memberikan kepercayaan pada tuduhan Rusia bahwa mereka telah menemukan program senjata biologis di Ukraina.

Tuduhan yang dibantah oleh pejabat AS dengan mengatakan bahwa Eropa dan Ukraina sebagai bagian dari serangan disinformasi Rusia.

Baca juga: Kondisi Hari Ke-19 Perang Rusia Vs Ukraina: Pimpinan Chechnya Ancam Kyiv, Cina Disebut Bantu Putin

Hubungan Cina-Rusia-AS

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping. (Russian Presidential Press and Information Office)

Cina dan Rusia menikmati hubungan hangat dan pada awal Februari, kedua negara merilis pernyataan bersama yang panjang.

Yakni menegaskan kembali aliansi keduanya dan menyatakan penentangan terhadap ekspansi NATO, keluhan utama Rusia yang mengarah pada invasi habis-habisan ke Ukraina.

Sementara itu, hubungan antara Washington dan Beijing telah diuji dalam beberapa tahun terakhir.

Pasalnya AS memprioritaskan persaingan strategis dengan Cina dalam kebijakan luar negerinya di bawah mantan Presiden AS Donald Trump, posisi yang kini sepenuhnya ditempati Joe Biden.

Baca juga: Amerika Serikat: Rudal Rusia Hujani Ukraina hingga Sebut Putin Minta Bantuan Senjata ke Cina

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved