Minyak Goreng Langka di Sultra
Minyak Goreng di Pasar Sentral Kota Lama dan Anduonohu Kendari Dibanderol Mulai Rp50 Ribu per Liter
Harga minyak goreng di Pasar Sentral Kota Lama dan Pasar Anduonohu Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dibanderol mulai Rp50 ribu-Rp55 ribu per liter.
Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Harga minyak goreng di Pasar Sentral Kota Lama dan Pasar Anduonohu Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dibanderol mulai Rp50 ribu-Rp55 ribu per liter.
Diketahui, minyak goreng di Kota Kendari, Provinsi Sultra terpantau langka dan harganya pun melambung tinggi hingga lima kali lipat dari harga jual biasanya.
Hal ini berdasarkan pantauan beberapa pekan belakang baik pada sejumlah ritel modern hingga pasar-pasar tradisional di Kota Kendari, Sultra.
Sebelumnya, bahkan harga minyak goreng kemasan sempat dipatok Rp70 ribu-Rp85 ribu per liter saat berbelanja di Pasar Basah Mandonga dan Pasar Baruga Kendari, Sultra.
Padahal biasanya, sebelum kebutuhan pokok ini langka, harga minyak goreng per liter dibanderol mulai harga Rp14 ribu - Rp15 ribu.
Baca juga: Dihadapan Kepala Bappeda Sultra, Ketua DPRD Konawe Titip Pesan Pengaspalan Jalan Tongauna-Abuki
Sementara itu, kini untuk harga minyak goreng curah per botol kemasan 600 ml berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, di Pasar Sentral Kota Lama seharga Rp20 ribu, sebelumnya Rp10 ribu.
Hal serupa juga terjadi di Pasar Anduonohu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), harga minyak goreng per liter dibanderol Rp50 ribu-Rp55 ribu.
Untuk minyak goreng kemasan botol ukuran 900 ml kini dibanderol seharga Rp45 ribu dan ukuran 620 ml seharga Rp40 ribu.
Pedagang Pasar Sentral Kota Lama, Sutini mengatakan harga jual yang melambung tinggi karena harga beli di distributor pun juga tinggi.
Untuk itu, ia mengungkapkan harga jual harus menyesuaikan dengan harga yang dibeli melalui distributor.
Baca juga: 30 Los Pedagang Pasar Basah Mandonga Ditutup PT Kurnia, Wali Kota Kendari Turunkan Tim Evaluasi
"Kita beli dari pemasoknya segitu, bukan kita tidak bermain harga mas tapi memang harganya mahal dari yang kita beli," jelasnya.
Sutini berharap agar pemerintah segera menidaklanjuti permasalahan tersebut yang dirasanya telah cukup lama berlarut-larut.
Sementara konsumen di Anduonohu, Kendari, Sultra, Sitti Nirwana mengaku sudah beberapa pekan terakhir tidak memasak masakan yang mengandung minyak.
Kata dia, bukan tak mau, melainkan harga minyak goreng yang melambung tinggi akibat kelangkaan tersebut.
"Sudah berhari-hari tidak goreng-menggoreng, padahal suami dan anak-anak doyan makan ikan goreng atau tumisan kangkung," ujarnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Husni Husein)