PM Inggris Boris Johnson Tuduh Putin Siap-siap Sebar Senjata Kimia di Ukraina setelah Rusia Tuduh AS
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, bakal menyerang Ukraina dengan senjata kimia.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, bakal menyerang Ukraina dengan senjata kimia.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari independent.co.uk, Johnson menyebut bahwa pemerintah Rusia bersikap biadab.
Apalagi setelah Rusia menuduh Amerika Serikat menjalankan laboratorium kimia dan biologi di Ukraina.
"Hal-hal yang Anda dengar tentang senjata kimia itu langsung dari buku pedoman (Rusia)," ujar Johnson kepada Sky News.
Baca juga: Dituduh Rusia Jalankan Laboratorium Biowarfare di Ukraina, Begini Respons Amerika Serikat
Johnson menganggap, tuduhan Rusia ke AS hanya untuk menutupi tindakannya sendiri.
"Mereka mulai berkata bahwa ada senjata kimia disimpan oleh lawan mereka (Ukraina) atau oleh orang Amerika."
"Jadi, ketika mereka sendiri menggunakan senjata kimia itu, seperti yang saya khawatirkan, mereka sudah siap dengan cerita palsu untuk disebarkan," paparnya.
Kondisi terkini konflik Rusia dan Ukraina
Perang Rusia dan Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari 2022 belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
Pada hari ke-15, yakni Kamis (10/3/2022), huru-hara semakin tak terkendali.
Seperti Rusia yang diduga mengebom rumah sakit bersalin dan anak.
Serta dampak krisis energi yang akan terjadi gara-gara konflik ini.
Baca juga: Kondisi Hari Ke-14 Perang Rusia Vs Ukraina: Evakuasi Warga hingga Terungkap Dokumen Rahasia Kyiv
Pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Ukraina dan Rusia pada Kamis gagal membawa kelonggaran bagi ratusan ribu warga sipil yang terperangkap di kota-kota Ukraina yang terkepung.
Namun, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya akan mengumumkan gencatan senjata pada Jumat (11/3/2022) dan membuka koridor evakuasi dari lima kota.
Dilansir Kompas.com dari Reuters, berikut rangkuman hari ke-15 invasi Rusia ke Ukraina.
Serangan di rumah sakit
Rusia mendapat kecaman internasional setelah menyerang sebuah rumah sakit di Mariupol, kota pelabuhan yang dikepung pasukan Moskwa.
Namun, Moskwa menyatakan bahwa bangunan itu telah diambil alih tentara Ukraina dan tidak lagi berfungsi sebagai fasilitas kesehatan.
Baca juga: Kena Embargo gegara Serang Ukraina, Rusia Disebut Bank Dunia Hampir Gagal Bayar Utang
Meski demikian, Kremlin mengatakan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Kementerian Pertahanan Rusia kemudian membantah menyerang rumah sakit.
Dampak ekonomi
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia akan berbalik menghantam Barat.
Putin menuturkan, Rusia akan menyelesaikan berbagai masalah yang timbul akibat sanksi tersebut dan akan muncul menjadi lebih kuat.
IMF akan dipaksa untuk menurunkan perkiraan pertumbuhan global karena perang dan sanksi telah memicu kontraksi perdagangan global.
Baca juga: Begini Isi 4 Tuntutan Rusia yang Harus Dipenuhi Ukraina untuk Akhiri Perang
Harga pangan dan energi juga meningkat tajam.
Kepala IMF Kristalina Georgieva mengatakan, dia memperkirakan tekanan akan meningkat di Rusia untuk mengakhiri perang karena efeknya pada ekonomi dunia.
Rio Tinto menjadi perusahaan pertambangan besar pertama yang mengumumkan pemutusan semua hubungan dengan Rusia.
Inggris memberlakukan pembekuan aset dan larangan bepergian terhadap pemilik klub sepak bola Chelsea Roman Abramovich dan CEO perusahaan minyak Rusia Rosneft Igor Sechin.
Para pemimpin Uni Eropa setuju untuk menghentikan pembelian minyak, gas, dan batu bara Rusia.
Baca juga: Dituduh Rusia Jalankan Laboratorium Biowarfare di Ukraina, Begini Respons Amerika Serikat
Pengungsi
Lebih dari 2,3 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejauh ini, menurut penghitungan terbaru PBB. Sekitar setengah dari mereka adalah anak-anak.
Lebih dari 400.000 warga sipil sejauh ini telah dievakuasi di dalam Ukraina, sebagian besar dari zona pertempuran aktif.
Intelijen AS melaporkan, pasukan Rusia beroperasi dengan pengabaian yang sembrono terhadap warga sipil saat mereka menghadapi perlawanan dari tentara Ukraina.
(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/ Danur Lambang Pristiandaru)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rangkuman Hari ke-15 Invasi Rusia ke Ukraina, Moskwa Serang RS, Kontraksi Perdagangan Global "