Penolakan Tambang di Konkep

Komnas HAM Bertemu Warga Penolak Tambang di Konawe Kepulauan Pekan Depan, Bahas Tingkah PT GKP

Kedatangan Komnas HAM bisa menjadi angin segar bagi masyarakat yang diduga telah menjadi korban penyerobotan lahan yang dilakukan PT GKP.

Penulis: Fadli Aksar | Editor: Risno Mawandili
Istimewa
TANGKAPAN LAYAR VIDEO - Karyawan PT GKP Perintahkan polisi tangkap emak-emak penolak tambang di Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara. Isu itu telah direspon oleh Komnas HAM. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bakal bertemu dengan warga Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pertemuan untuk membahas tingkah laku PT Gema Kreasi Perdana (GKP) dijadwalkan pekan depan.

Kedatangan Komnas HAM bisa menjadi angin segar bagi masyarakat yang diduga telah menjadi korban penyerobotan lahan yang dilakukan PT GKP.

Mereka yang telah menolak aktivitas perusahaan pertambangan nikel tersebut bisa menjelaskan fakta-fakta kepada Komnas HAM.

Apalagi wacana kedatangan Komnas HAM kali ini menyusul informasi adanya pengawalan aparat kepolisian dan TNI saat PT GKP diduga menerobos lahan warga.

Baca juga: Mahasiswa dan Polisi Saling Dorong saat Demo Tolak Tambang Konawe Kepulauan Sulawesi Tenggara

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, mengkonfirmasi rencana kedatangannya tersebut.

"Kunjungannya minggu depan tapi masih atur jadwal dengan warga," kata Ahmad Taufan Damanik saat dihubungi melalui WhatsApp Messenger, Kamis (10/3/2022).

Untuk diketahui, PT GKP diduga menerobos lahan milik warga di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konkep, Provinsi Sultra.

Dugaan penyerobot lahan yang telah mendapat protes dari warga.

Namun warga harus berhadapan dengan aparat kepolisian dan TNI yang diduga mengawal aktivitas PT GKP.

KOLASE FOTO - Aksi warga dihadang petugas saat menyarakan penolakan PT GKP.
KOLASE FOTO - Aksi warga dihadang petugas saat menyarakan penolakan PT GKP. (Istimewa)

Karena protes "tidak didengarkan", warga akhirnya memilih bentrok pada saat menggelar demo penolakan PT GKP.

Mawyarakat yang terdiri dari sejumlah ibu-ibu menolak aktivitas PT GKP yang hendak menerobos lahan warga untuk membuka jalan menuju lokasi pertambangan.

Bahkan sejumlah ibu-ibu yang ikut dalam aksi penolakan pada Kamis (3/3/2022) itu, sampai jatuh pingsan.

Aksi Warga Menolak Tambang

Protes warga Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konkep, Provinsi Sultra yang menolak tambang tidak main-main.

Baca juga: Detik-detik Mahasiswa dan Karyawan PT GKP Adu Mulut saat Hearing Konflik Tambang Konawe Kepulauan

Untuk mendapatkan respon, ibu-ibu yang melakukan protes sampai melepas baju.

Peristiwa itu terjadi akibat bentrok warga dengan masa pro perusahaan tambang.

Seorang warga, Amir mengatakan, bentrokan bermula saat massa pro perusahaan tambang tiba-tiba datang ke lahan milik La Dani.

Saat itu, warga penolak tambang sedang duduk di atas lahan perkebunan untuk menjaga agar alat berat excavator tak bergerak maju.

"Warga sementara cerita-cerita, tidak lama mereka datang sampai merusak pagar, ibu-ibu langsung histeris," ujar Amir saat dihubungi melalui telepon, Kamis (3/3/2022).

KOLASE FOTO - Masyarakat penolak dan kepolisian yang mengawal aktivitas PT GKP. Perusahaan pertambangan nikel yang diduga menyerobot lahan warga.
KOLASE FOTO - Masyarakat penolak dan kepolisian yang mengawal aktivitas PT GKP. Perusahaan pertambangan nikel yang diduga menyerobot lahan warga. (Istimewa)

Amir mengatakan, beberapa ibu-ibu pingsan setelah lelah menangis histeris dan membuka setengah busana mereka.

"Itu bagian perlawanan orang kecil, bagaimana lagi kalau bukan begitu," tutur Amir.

Kedatangan massa pro perusahaan tambang ini, menurut Amir, untuk mengusir warga yang menghalangi excavator PT Gema Kreasi Perdana.

Sebaliknya warga tak mau pindah dan memilih melawan dengan tetap mengadang alat berat itu.

"Kami tidak mau pindah, kami mempertahankan hak kami lah," tegasnya.

Bentrok pun pecah, terjadi saling lempar antara massa pro perusahaan dan warga penolak tambang.(*)

(TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved