Penolakan Tambang di Konkep
Komnas HAM Bertemu Warga Penolak Tambang di Konawe Kepulauan Pekan Depan, Bahas Tingkah PT GKP
Kedatangan Komnas HAM bisa menjadi angin segar bagi masyarakat yang diduga telah menjadi korban penyerobotan lahan yang dilakukan PT GKP.
Penulis: Fadli Aksar | Editor: Risno Mawandili
Untuk mendapatkan respon, ibu-ibu yang melakukan protes sampai melepas baju.
Peristiwa itu terjadi akibat bentrok warga dengan masa pro perusahaan tambang.
Seorang warga, Amir mengatakan, bentrokan bermula saat massa pro perusahaan tambang tiba-tiba datang ke lahan milik La Dani.
Saat itu, warga penolak tambang sedang duduk di atas lahan perkebunan untuk menjaga agar alat berat excavator tak bergerak maju.
"Warga sementara cerita-cerita, tidak lama mereka datang sampai merusak pagar, ibu-ibu langsung histeris," ujar Amir saat dihubungi melalui telepon, Kamis (3/3/2022).

Amir mengatakan, beberapa ibu-ibu pingsan setelah lelah menangis histeris dan membuka setengah busana mereka.
"Itu bagian perlawanan orang kecil, bagaimana lagi kalau bukan begitu," tutur Amir.
Kedatangan massa pro perusahaan tambang ini, menurut Amir, untuk mengusir warga yang menghalangi excavator PT Gema Kreasi Perdana.
Sebaliknya warga tak mau pindah dan memilih melawan dengan tetap mengadang alat berat itu.
"Kami tidak mau pindah, kami mempertahankan hak kami lah," tegasnya.
Bentrok pun pecah, terjadi saling lempar antara massa pro perusahaan dan warga penolak tambang.(*)
(TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar)