Penolakan Tambang di Konkep

Video Karyawan PT GKP Perintahkan Tangkap Emak-emak Penolak Tambang di Konawe Kepulauan Sultra

Sebuah video memperlihatkan salah seorang karyawan PT Gema Kreasi Perdana (PT GKP) memerintahkan polisi menangkap emak-emak penolak tambang.

Penulis: Fadli Aksar | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
Video Karyawan PT GKP Perintahkan Polisi Tangkap Emak-emak Penolak Tambang di Konawe Kepulauan 

Pria berkepala plontos bersama emak-emak ini, tetap kukuh melawan perintah karyawan PT GKP tersebut.

"Tidak ada ruang diskusi, di sini," tegas pria penolak tambang ini.

Terpisah, pria berkepala plontos ini mengatakan, video tersebut direkam sesaat sebelum bentrok, pada Kamis (3/3/2022) pagi.

"Iya. Itu saya, pagi sebelum bentrok. Kemarin (waktu kejadian) kami diancam sekeluarga melapor ke Polda Sultra," ungkapnya saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (5/3/2022).

Sementara itu, saat dikonfirmasi Bambang Murtiyoso belum menjawab pesan WhatsApp jurnalis TribunnewsSultra.com.

Baca juga: Wakil Bupati Konawe Kepulauan Buka Suara Soal Aksi Warga Tolak Tambang di Konkep Sulawesi Tenggara

Ditolak Warga

Sebelumnya, puluhan warga Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra) terlibat keributan dengan pihak perusahaan tambang.

Sejumlah emak-emak histeris, mengucap takbir hingga jatuh pingsan di tengah kerumunan massa, bahkan, mereka melepas baju hingga pakaian dalam terlihat.

Salah seorang warga, Amir mengatakan, bentrok bermula saat massa pro perusahaan tambang tiba-tiba datang ke lahan milik La Dani.

Saat itu, para warga penolak tambang sedang duduk di atas lahan perkebunan, menjaga agar alat berat excavator tak bergerak maju.

Baca juga: Aktivitas Tambang PT Gema Kreasi Perdana di Konawe Kepulauan Dihentikan Sementara Kementerian ESDM

"Warga sementara cerita-cerita, tidak lama mereka datang sampai merusak pagar, ibu-ibu langsung histeris," ujar Amir saat dihubungi melalui telepon, Kamis (3/3/2022).

Bahkan, kata Amir, ibu-ibu pingsan setelah lelah menangis histeris dan membuka setengah busana mereka.

"Itu bagian perlawanan orang kecil, bagaimana lagi kalau bukan begitu," tutur Amir.

Kedatangan massa pro perusahaan tambang ini, menurut Amir, untuk mengusir warga yang menghalangi excavator PT Gema Kreasi Perdana.

Sebaliknya warga penolak tambang tak mau pindah dan memilih melawan dengan tetap mengadang alat berat tersebut.

Baca juga: Konawe Kepulauan Tergolong Pulau Kecil Tak Bisa Ditambang, HMI Desak Presiden Cabut IUP PT GKP

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved