Posisi Dilema Cina pada Perang Rusia dan Ukraina, Terjebak antara Rusia dan Negara Barat

Negara Cina atau Tiongkok mengalami posisi dilema ketika invasi Rusia ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) ini. Begini sikap Xi Jinping ke Putin.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Russian Presidential Press and Information Office
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping. 

Pasukan Rusia bergabung dengan separatis

Pasukan Rusia dan pasukan milisi Donetsk telah menguasai garis pantai Ukraina di sepanjang Laut Azov, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov, Selasa (1/3/2022).

Konashenkov juga menceritakan angka resmi kerugian pihak Ukraina tetapi tidak menyebutkan kerugian pasukan atau peralatan militer Rusia.

Dia menegaskan kembali sikap resmi bahwa militer tidak menargetkan infrastruktur sipil di daerah pemukiman.

Namun di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, dengan populasi sekitar 1,5 juta, setidaknya enam orang tewas ketika gedung administrasi era Soviet di kawasan itu dihantam.

Ledakan melanda daerah pemukiman, dan bangsal bersalin dipindahkan ke tempat penampungan bawah tanah.

Korban meningkat dan muncul laporan bahwa lebih dari 70 tentara Ukraina tewas setelah artileri Rusia baru-baru ini menghantam sebuah pangkalan militer di Okhtyrka, sebuah kota antara ibukota Kharkiv dan Kyiv.

Kekhawatiran meningkat bahwa ketika Rusia menjadi lebih terisolasi di bawah longsoran sanksi Barat, Presiden Rusia Vladimir Putin bisa menjadi lebih sembrono dan memicu perang yang mengubah dunia.

(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/Bernadette Aderi Puspaningrum)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rangkuman Hari Keenam Serangan Rusia ke Ukraina, Serangan ke Wilayah Sipil Meningkat, Pasukan Rusia dan Separatis Bergabung "

 

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved