Penolakan Tambang di Konkep

Polda Sulawesi Tenggara Akui Kawal Alat Berat PT GKP di Konawe Kepulauan Karena Diminta Perusahaan

Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) mengakui mengawal alat berat PT Gema Kreasi Perdana (PT GKP) di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep)

Penulis: Fadli Aksar | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/ Fadli Aksar
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra), Kombes Pol Ferry Walintukan 

Menurut Kapten Inf Salmar Gona, alat berat itu sendiri sudah berada di areal lahan yang disengketakan sejak dua bulan lalu.

Namun, pihaknya mendapat informasi, ada massa yang akan naik ke bukit untuk mengambil paksa lahan yang disengketakan.

Saat itulah, ujar Kapten Inf Salmar Gona, sejumlah anggota TNI dan kepolisian datang memecah massa dengan menyuruh menjauh.

"Saat alat (excavator) mendekat pagar, saya sendiri berdiri di depan, beri tanda silang tangan untuk menghentikan dan mundur supaya tidak mendekat ke pagar," tegasnya.

Tolak Tambang

Baca juga: Kronologi Aksi Histeris Emak-emak Adang Alat Berat Perusahaan Tambang di Konawe Kepulauan Sultra

Sebelumnya, sejumlah emak-emak menolak tambang dengan mengadang excavator perusahaan PT GKP sambil berteriak.

"Pulang, pulang, kita punya lahan di sini," teriak seorang emak-emak dalam rekaman video.

Namun, operator alat berat tersebut membalas dengan membunyikan klakson dan tetap memajukan excavator ke arah emak-emak.

Dalam video lain, seorang emak-emak tampak terbaring sambil menangis di depan excavator yang dibatasi dengan pagar.

Selain itu, tampak alat berat tersebut beroperasi dikawal puluhan aparat kepolisian berseragam dan anggota TNI.

Baca juga: BREAKING NEWS: Emak-emak Penolak Tambang di Konawe Kepulauan Sulawesi Tenggara Adang Excavator

Salah seorang warga Konawe Kepulauan, Ratna mengatakan, mereka mengadang excavator karena akan melewati sungai.

"Mereka bersikeras mau turun (melewati) sungai, sementara ini sungai ini sebagai sumber air untuk kami minum dan memasak," katanya.

Kata emak-emak ini, warga menolak adanya aktivitas pembukaan lahan untuk tambang karena merusak lingkungan dan sumber mata air.

"Mereka datang mau kasih kabur kita punya sumber air, kita ini butuh minum, mandi, memasak. Jadi kami pertahankan kita punya hak," tegasnya.

Kronologi Tolak Tambang

Baca juga: Danramil 01 Wawonii Bantah Anggota TNI Kawal Alat Berat PT GKP Diduga Serobot Lahan Warga di Konkep

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved