Penolakan Tambang di Konkep
PT GKP Bantah Serobot Lahan Warga di Konkep, Pakai Excavator Bersihkan Jalur ke Lokasi Tambang
PT Gema Kreasi Perdana (PT GKP) membantah melakukan penyerobotan lahan milik warga di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Fadli Aksar | Editor: Sitti Nurmalasari
La Dani sendiri tutur Melky, mengelola lahan tersebut sejak puluhan tahun dan membayar pajak ke negara.
Namun, excavator perusahaan yang dikawal puluhan polisi dan TNI ini tetap menerobos masuk, sehingga mendapatkan perlawanan dari warga.
"Excavator PT GKP berbalik menuju Sungai Tamo Siu-Siu. Tapi warga kembali melakukan pengadangan," kata Melky saat dihubungi melalui telepon, Selasa (1/3/2022) malam.
Menurut Melky, emak-emak melakukan perlawanan, karena, sungai ini sebagai salah satu sumber air warga, yang selama ini dimanfaatkan sebagai air minum, memasak, mencuci, dan mandi.
Kata dia, perlawanan yang terus dilakukan warga membuat pihak perusahaan kembali menyasar lahan milik La Dani, lalu secara paksa melakukan penerobosan.
Baca juga: Terbaru PPKM Level 3 di Sulawesi Tenggara Diseluruh Kabupaten/ Kota se-Sultra Minus Konawe Kepulauan
"Akibatnya pagar pembatas lahan yang dibangun warga dan tanaman jambu mete rusak," beber Melky Nahar.
Usir Alat Berat
Dalam video yang diterima TribunnewsSultra.com, sejumlah emak-emak ini terlihat berhadapan dengan excavator sambil berteriak histeris.
"Pulang, pulang, kita punya lahan di sini," teriak seorang emak-emak dalam rekaman video.
Namun, operator alat berat tersebut membalas dengan membunyikan klakson dan tetap memajukan excavator terbesar ke arah emak-emak.

Dalam video lain, seorang emak-emak tampak terbaring sambil menangis di depan excavator yang dibatasi dengan pagar.
Selain itu, tampak alat berat tersebut beroperasi dikawal puluhan aparat kepolisian berseragam.
Salah seorang warga, Ratna mengatakan, mereka mengadang excavator karena akan melewati sungai.
"Mereka bersikeras mau turun (melewati) sungai, sementara ini sungai ini sebagai sumber air untuk kami minum dan memasak," katanya.
Kata emak-emak ini, warga menolak adanya aktivitas pembukaan lahan untuk tambang karena merusak lingkungan dan sumber mata air.
Baca juga: Polda Sulawesi Tenggara Klaim 3 Warga Konawe Kepulauan yang Ditangkap Bukan Penolak Tambang
"Mereka datang mau kasih kabur kita punya sumber air, kita ini butuh minum, mandi, memasak. Jadi kami pertahankan kita punya hak," tegasnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar)