Berita Ekonomi
Harga Elpiji Non Subsidi Naik, LPG Eks Agen 5,5 Kg di Kendari Sulawesi Tenggara Dibanderol Rp95 Ribu
Harga gas minyak cair atau Liquefied Petroleum Gas (biasa disebut LPG) mengalami kenaikan di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Harga gas minyak cair atau Liquefied Petroleum Gas (biasa disebut LPG) mengalami kenaikan di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Berdasarkan informasi dari dua perusahaan penyedia tabung LPG di Kota Kendari, Provinsi Sultra, kini LPG ukuran 5,5 kg dibanderol Rp95 ribu.
"LPG 5,5 kg naik modalnya jadi Rp95 ribu, 12 kg juga naik jadi Rp197 ribu," kata salah seorang narasumber yang tak mau disebutkan namanya di salah satu perusahaan di Kota Kendari.
Sementara pada salah satu perusahaan yang berada di Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari juga menyebutkan harga yang sama bakal diterapkan.
"Iya kalau begini bisa tidak laku Bright Gas karena naik terus harganya," ungkap narasumber tersebut kepada TribunnewsSultra.com melalui pesan WhatsApp, Senin (28/2/2022).

"Sekarang kalau ukuran 3 kg tidak seperti dulu, kalau sekarang stok ada terus, yah paling harga eceran di kios-kios Rp23 ribu - Rp25 ribu. Kalau pangkalan Rp18 ribu," imbuhnya.
Sementara itu, ibu rumah tangga di Kelurahan Andounohu, Zaenab (33) mengungkapkan tak bisa berbuat banyak dengan kenaikan LPG yang terjadi saat ini.
"Belum Ramadan ini kasihan semua harga mulai naik, mulai dari tahu-tempe, minyak goreng, daging sapi, sekarang LPG," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, gas minyak cair atau Liquefied Petroleum Gas (biasa disebut LPG) mengalami kenaikan harga di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Namun kenaikan tersebut tak berdampak terlalu signifikan karena hanya LPG non subsidi yang alami kenaikan harga.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Beberkan Penyebab Kenaikan Harga Elpiji Non Subsidi
Sr Supervisor Communication & Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Taufiq Kurniawan mengatakan kenaikan disebabkan karena naiknya harga kontrak LPG Aramco (Contract Price Aramco).
Kata dia, kenaikan karena minyak gas dunia atau kontrak LPG Aramco naik sebesar 27 persen jika dibandingkan pada periode Desember 2021.
"Minyak gas dunia naik karena kondisi global saat ini dengan adanya ketegangan yang terjadi di Eropa sehingga demand gas dunia pun ikut meningkat," ucapnya, Senin (28/2/2022).
Lebih lanjut, Taufiq mengatakan atas kejadian tersebut sehingga secara otomatis Pertamina pun harus menyesuaikan dengan pasar dunia.
Taufiq Kurniawan menjelaskan kenaikan harga elpiji non subsidi tersebut terjadi sejak tanggal 27 Februari 2022 lalu.
Baca juga: Daftar Kenaikan Harga Elpiji di Sultra, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Gorontalo, Sulut, Bright Gas Naik