Harga Elpiji
Daftar Kenaikan Harga Elpiji di Sultra, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Gorontalo, Sulut, Bright Gas Naik
Daftar kenaikan harga elpiji di Sultra, Sulteng, Sulbar, Gorontalo, hingga Sulut mulai Minggu (27/2/2022).
Hal tersebut karena regulasinya sudah diatur berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji non-subsidi.
Untuk produk non-subsidi tersebut, kata Taufik, PT Pertamina bisa menyesuaikan harga sesuai dengan banderol keekonomian dunia.
“Artinya, harga tersebut bisa mungkin fluktuatif bisa naik bisa turun,” katanya.
Apakah mungkin suatu hari nanti harga elpiji yang sudah mengalami kenaikan tersebut bisa turun?
“Sangat mungkin disesuaikan dengan kondisi harga gas dunia, jadi seperti itu,” jelasnya.

Market Share Bright Gas
Dalam pernyataan suara itu, Taufiq Kurniawn juga menyampaikan perkembangan market share dan konsumsi dari elpiji non-subsidi.
Menurutnya, total konsumsi baik Bright Gas 5,5 kg maupun 12 kg di Pulau Sulawesi hanya sekitar 10 persen.
“Kami menyampaikan market share atau konsumsi dari elpiji non-subsidi kalau ditotal baik 5,5 kilo maupun 12 kilo itu hanya sekitar 10 persen di Sulawesi,” katanya.
Sedangkan, konsumsi secara nasional juga hanya 6,7 persen.
Baca juga: Maling di Kendari Sulawesi Tenggara Terekam CCTV Curi 4 Tabung Gas Elpiji 3 Kg di Rumah Makan
“Jadi sangat sedikit, sehingga harapannya hal ini tidak memicu kenaikan harga maupun stabilitas harga yang lain karena harga elpiji 3 kilo masih tetap,” ujarnya.
Taufiq juga mengharapkan konsumen untuk lebih adaptif terhadap penyesuaian harga baik BBM maupun elpiji non-subsidi tersebut.
“Itu karena ita sifatnya fluktuatif menyesuaikan dengan harga BBM dan gas di dunia,” jelasnya.
Dia menambahkan perolehan setiap negara yang memproduksi produk tersebut pasti dilempar dulu ke pasar global.
Sehingga mereka akan membeli dengan harga global agar terjadi kestabilan harga antara negara yang satu dengan negara yang lain.