Presiden Zelenskyy Sebut Dirinya Jadi Target Nomor 1 Rusia untuk Gulingkan Pemerintahan Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut dirinya beserta keluarga menjadi target Rusia untuk menggulingkan pemerintahan negaranya.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Kiri: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta warganya yang mempunyai pengalaman bertempur untuk bergabung dengan kekuatan militer guna melindungi pertahanan negara mereka di tengah agresi Rusia. Kanan: Situasi negara Ukraina setelah diserang Rusia, Kamis (24/2/2022) waktu setempat. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut dirinya beserta keluarga menjadi target Rusia untuk menggulingkan pemerintahan Ukraina.

Hal tersebut disampaikan Presiden Zelenskyy mengatakan dalam sebuah pidato TV.

Menurut Presiden Zelenskyy, ia merupakan musuh Rusia No. 1.

Disebutkan juga, dan bahwa keluarga Presiden Zelenskyy telah bersembunyi guna menjamin keselamatan mereka.

Sementara itu, Amerika Serikat menyebut penggulingan Kiev, Ibukota Ukraina bisa terjadi dengan cepat.

Baca juga: Amerika Serikat Sebut Vladimir Putin Tak Berencana Hentikan Serangan Rusia ke Ukraina

Sang Presiden Zelenskyy juga dapat dibunuh jika ditemukan.

Ukraina berpotensi terjadi krisis pengungsi besar-besaran, karena warga Ukraina ingin melarikan diri dari negara itu.

Sedangkan hanya beberapa penyeberangan di perbatasan Ukraina.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut pihak Amerika Serikat tak akan menghentikan serangannya ke Ukraina.

Diketahui bahwa pada Kamis (24/2/2022) Militer Rusia melancarkan invasi dengan menyerang bekas tetangga Sovietnya, Ukraina dari berbagai arah.

Baca juga: Buntut Serangan Militer Vladimir Putin ke Ukraina, Presiden AS Joe Biden Beri Sanksi Bank-bank Rusia

Rusia tetap menyerang Ukraina meski telah diperangatkan oleh Amerika Serikat dan masyarakat internasional.

Serangan-serangan Rusia ke Ukraina itu menyusul ketegangan yang meningkat selama berminggu-minggu di kawasan itu.

Dalam pidato berapi-api pada hari Senin (21/2/2022) lalu, Putin mengakui kemerdekaan 2 daerah separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas Ukraina timur.

Yakni Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang memproklamirkan diri.

Rusia menyalahkan Ukraina karena memicu krisis dan menegaskan kembali tuntutannya kepada NATO bahwa Ukraina berjanji untuk tidak pernah bergabung dengan aliansi pertahanan transatlantik.

Baca juga: Presiden Ukraina Minta Warganya yang Berpengalaman Tempur untuk Gabung Militer Lawan Rusia

Sementara itu, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) menyebut Rusia tidak memiliki rencana untuk menghentikan invasi ke Ukraina.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved