Buntut Serangan Militer Vladimir Putin ke Ukraina, Presiden AS Joe Biden Beri Sanksi Bank-bank Rusia

Presiden AS Joe Biden memberikan sanksi baru terhadap bank-bank Rusia, akibat serangan pasukan militer Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase Tangkapan Layar Reuters | AFP/ALEXEY NIKOLSKY
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yakin bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan akan menyerang Negara Ukraina. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan sanksi baru terhadap bank-bank milik Rusia, akibat serangan pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.

Joe Biden melayangkan sanksi tersebut guna menekan Presiden Rusia Vladimir Putin yang melakukan serangan skala besar dan luas ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

Dilansir TribunnewsSultra.com dari ABC News, Joe Biden mengumumkan sanksi terkait agresi Rusia ke Ukraina.

Namun bukan hukuman ekonomi penuh yang diminta Ukraina dan lainnya serta belum ada sanksi kepada Putin sendiri.

"Putin adalah agresor. Putin memilih perang ini. Dan sekarang dia dan negaranya akan menanggung konsekuensinya," ujar Biden.

Baca juga: SITUASI TERKINI Perang Rusia Vs Ukraina, Seruan Vladimir Putin Lanjut Lawan NATO & Ancaman Joe Biden

"Hari ini, saya mengizinkan sanksi kuat tambahan dan pembatasan baru pada apa yang dapat diekspor ke Rusia. Ini akan membebani ekonomi Rusia, baik segera maupun dari waktu ke waktu." lanjutnya.

Situasi terkini kota-kota besar di Ukraina setelah diserang oleh Rusia pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat.
Situasi terkini kota-kota besar di Ukraina setelah diserang oleh Rusia pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat. (Tangkapan Layar Kompas TV)

Biden mengumumkan sanksi baru terhadap 4 bank besar Rusia termasuk VTB dan SberBank dan pembatasan utang negara Rusia kepada perusahaan milik negara, yang merupakan perusahaan yang asetnya melebihi 1,4 triliun dolar AS, untuk mencegah mereka mengumpulkan uang.

Biden memutuskan Rusia dari sistem perbankan internasional SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) yang secara signifikan akan menghambat partisipasi Rusia di pasar global.

Ketika disinggung sanksi yang dirasa jelas belum cukup untuk menghalangi Putin, Biden pun mengatakan bahwa sanksi tersebut bukan hal utama untuk menghentikan serangan Rusia.

“Tidak ada yang mengharapkan sanksi untuk mencegah sesuatu terjadi,” ucap Biden.

Situasi terkini kota-kota besar di Ukraina setelah diserang oleh Rusia pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat.
Situasi terkini kota-kota besar di Ukraina setelah diserang oleh Rusia pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat. (Tangkapan Layar Kompas TV)

Baca juga: Joe Biden Sebut Presiden Rusia Vladimir Putin Putuskan Serang Ukraina Beberapa Hari Lagi

"Itu harus, ini akan memakan waktu, dan kita harus menunjukkan tekad. Jadi, dia tahu apa yang akan terjadi. Jadi, orang-orang Rusia tahu apa yang dia bawa pada mereka." sambungnya.

Sebelumnya, pasukan Rusia menyerang kota berada di dekat ibu kota Ukraina, Kiev.

Hal itu lantas menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia akan mencoba menggulingkan pemerintah Ukraina.

Biden menyatakan bahwa pasukan AS tidak akan memerangi Rusia di Ukraina.

Tetapi mengumumkan bahwa Biden mengizinkan kemampuan pasukan tambahan AS untuk dikerahkan ke Jerman sebagai bagian dari pasukan tanggapan NATO, termasuk 8.500 tentara.

Situasi terkini kota-kota besar di Ukraina setelah diserang oleh Rusia pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat.
Situasi terkini kota-kota besar di Ukraina setelah diserang oleh Rusia pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat. (Kolase Tangkapan Layar YouTube Kompas TV)

Baca juga: Kemlu RI Ungkap Kondisi Terkini hingga Nasib 138 WNI di Ukraina Pasca Serangan Pertama Rusia

“Pasukan kami tidak pergi ke Eropa untuk berperang di Ukraina tetapi untuk membela sekutu NATO kami dan meyakinkan sekutu di Timur." terang Biden.

Presiden juga mengatakan bahwa NATO akan mengadakan pertemuan puncak pada hari Jumat (25/2/2022).

"Agresi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja," tegas Biden.

"Jika itu terjadi, konsekuensinya akan jauh lebih buruk." imbuhnya.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved