Pakai Sepatu Lari Iwan Rompo Banne Dikritik Anggota Komisi II DPR RI saat Fit and Proper Test KPU RI

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Anggota KPU asal Sulawesi Tenggara Iwan Rompo Banne masuk 14 besar calon Komisioner KPU RI periode 2022-2027.

Iwan Rompo Banne ikut dalam fit and proper test calon Komisioner KPU RI, namun ia gagal lolos ke 7 besar sebab kurang mendapat suara dari sejumlah Anggota Komisi II DPR RI.

Selain itu nama-nama anggota penyelenggara dan pengawas Pemilihan Umum (Pemilu) tingkat pusat periode 2022-2027 sudah ditetapkan Komisi II DPR RI pada Kamis (17/2/2022) dini hari.

Dari nama-nama yang telah keluar, nama Iwan Rompo Banne tak termasuk di dalamnya, padahal pada saat fit and proper test, ia banyak mendapat pujian sebab saat memaparkan sejumlah program kerja diakui cukup baik.

Namun, pemaparan yang baik dari Iwan Rompo Banne serta jawaban atas pertanyaan sejumlah Anggota Komisi II DPR RI, tidak terlalu mempengaruhi keputusan para wakil rakyat ini.

Baca juga: Nama-nama 7 Komisioner KPU RI dan 5 Anggota Bawaslu Terpilih, Tak Ada Wakil Sulawesi Tenggara

Beberapa hal menarik pun terjadi saat fit and proper test calon Komisioner KPU RI dan Bawaslu Periode 2022-2027, seperti yang dialami Iwan Rompo Banne.

Saat menjalani fit and proper test Iwan Rompo dicecar sejumlah pertanyaan dari Anggota Komisi II DPR RI, namun hal menarik ketika salah satu anggota dewan melontarkan sorotan dan kritikan.

Berasal dari Anggota Fraksi Partai NasDem Muhammad Farhan, ia menyoroti sepatu yang digunakan Iwan Rompo Banne saat mengikuti uji kepatutan dan kelayakan tersebut.

Kritikan Farhan kepada Anggota KPU Sulawesi Tenggara ini, bahwa ia melihat Iwan Rompo gesit dan seperti kebut-kebutan.

"Kelihatan gesit, langsing dan saking pengen kebutnya datang ke sini pakai sepatu lari," ucap Farhan dikutip dari Youtube Komisi II DPR RI Channel.

"Nampak dari sini, pasti Pak Iwan kebut ini, KPU berlari," lanjutnya.

Baca juga: Iwan Rompo Banne, Calon Komisioner KPU RI Asal Sulawesi Tenggara Tuai Pujian Komisi II DPR RI

Tapi, Menurut Farhan bahwa sebelum KPU berlari tentu harus ada pembuktian. bukan hanya memperhatikan kepentingan pserta Pemilu.

"Tetapi yang paling penting adalah memastikan hak konstitusional bagi para pemilih," kata Presenter TV ini.

Di hadapan Iwan Rompo, Farhan melontarkan pertanyaan bahwa bagaimana memastikan hak pemilih terpenuhi.

Padahal secara geografis dan budaya cukup berbeda-beda. Tidak semua bisa memberikan hak pilihnya secara individu.