Kadis Kominfo Sulawesi Tenggara Ridwan Badallah Tetap Tempuh Jalur Hukum, Bisa Damai Tapi Bersyarat

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kadis Kominfo Sultra Ridwan Badallah mengatakan akan tetap menempuh jalur hukum di kepolisian terkait laporan dugaan penganiayaan terhadap dirinya.

Ia menegaskan tidak akan mencabut laporan dugaan pemukulan di kepolisian yang dilakukan Kepala Badan Pendapatan Daerah atau Bapenda Sultra, Yusuf Mundu.

"Saya tetap melanjutkan (laporan dugaan penganiayaan) di proses hukum, karena saya sebagai korban dan secara pribadi saya tidak terima," kata Ridwan Badalah, saat ditemui, Kamis (10/2/2022).

Ia menegaskan, proses hukum tersebut dilanjutkan bukan hanya dirinya sebagai korban, tetapi pihak keluarganya tidak terima tindakan yang dilakukan Kepala Bapenda Sultra.

Untuk itu, ia akan tetap meminta polisi memproses Yusuf Mundu sebagai tersangka dugaan penganiayaan.

Baca juga: Kadis Kominfo Sulawesi Tenggara Ungkap Kronologis & Penyebab Pertikaian dengan Kepala Bapenda Sultra

"Jadi saya tidak akan cabut laporan, hingga kasus ini sampai di pengadilan," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo).

Ridwan Badallah mengatakan, saat ini Yusuf Mundu juga belum beritikad baik untuk menyampaikan permintaan maaf baik secara langsung maupun chat atau telepon.

"Secara pribadi saya sudah maafkan beliau (Yusuf Mundu) karena saya anggap sebagai senior saya. Namun, proses hukum tindakannya tetap berjalan," ungkapnya.

Ia menegaskan tindakan melanjutkan proses hukum dugaan penganiayaan dirinya tidak akan surut, meskipun ada pejabat yang meminta berdamai dengan Kepala Bapenda Sultra, Yusuf Mundu.

Selain itu, lanjutnya, belum ada pemanggilan dari Gubernur Sultra, Ali Mazi maupun Sekda Sultra Nur Endang Abbas dalam upaya berdamai dengan Yusuf Mundu.

Baca juga: Terkait Ucapan Makan Sepatu, Ridwan Badallah Tantang Sumpah Pocong Kepala Bapenda Sultra Yusuf Mundu

"Tapi saya yakin pimpinan, tidak ada mencampuri urusan ini, karena urusan pribadi bukan dinas," ucap Ridwan Badallah.

Namun, jika tetap ada upaya berdamai, maka harus dengan syarat bertarung satu lawan satu tanpa konsekuensi pidana.

"Kalau perlu kita bertarung dulu, dan apapun hasilnya tidak boleh ada yang dipidana atau dipenjara, baru setelah itu damai," tegas Ridwan Badalah. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)