Berikut 6 Gejala Covid-19 Varian Omicron, Deteksi Dini Tenggorokan Gatal hingga Sakit Kepala
Dengan “gejala yang tidak biasa” dan sedikit berbeda dari varian delta yang paling mematikan, kata Dr. Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika
Penulis: Muhammad Israjab | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ini gejala dialami ketika terpapar virus Covid-19 varian Omicron.
Dikutip dari CNBC, gejala Covid-19 varian Omicron sebagai gejala yang “sangat ringan” dokter Afrika Selatan yang pertama kali memperingatkan tentang Omicron, Dr Angelique Coetzee.
Pasien Covid-19 terinfeksi jenis Omicron ini muncul sekira tanggal 18 November 2021.
Dengan “gejala yang tidak biasa” dan sedikit berbeda dari varian delta yang paling mematikan, kata Dr. Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, kepada BBC, Minggu (28/11/2021).
Baca juga: Gerindra Sultra Vaksinasi 1.410 Warga 4 Daerah di Sulawesi Tenggara, Bantu Capai Herd Immunity
“Ini sebenarnya dimulai dengan seorang pasien laki-laki yang berusia sekitar 33 tahun, dia berkata kepada saya bahwa dia sangat lelah selama beberapa hari terakhir dan dia merasakan sakit dan nyeri di tubuhnya dengan sedikit sakit kepala, ” katanya kepada BBC.
Pasien tidak menunjukkan gejala biasanya beda dengan Varian Delta atau jenis Covid-19 sebelumnya seperti batuk atau kehilangan rasa atau penciuman.
Pasien yang ditemui Cootze lebih merasakan "tenggorokan gatal" daripada sakit tenggorokan.
Coetzee kemudian melakukan test Covid-19 pada pasien laki-laki tersebut, dan ternyata hasilnya positif seperti keluarganya.
Setelah itu Cootze melihat lebih banyak pasien di hari itu dengan gejala yang sama dan berbeda dari Varian Delta.
Baca juga: Personel Brimob Polda Sultra Bersiaga di Kawasan Tapal Kuda Kendari Sehari setelah Bentrok Pemuda
Hal ini mendorongnya untuk meningkatkan kewaspadaan dengan komite penasehat vaksin Afrika Selatan, di mana dia menjadi anggotanya.
Sementara pasien lain yang Coetzee lihat sejauh ini dengan Varian Omicron juga mengalami apa yang dia gambarkan sebagai gejala “sangat ringan”, dan dia menambahkan bahwa rekan-rekannya telah mencatat kasus serupa.
Penelitian Lebih Lanjut
WHO mengatakan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk memahami bagaimana varian tersebut dapat memengaruhi diagnostik, terapi, dan vaksin.
Pengamatan awal Coetzee hanya didasarkan pada jumlah kasus yang sangat kecil dan para ahli mengkhawatirkan jumlah mutasi omicron yang lebih besar.
Bukti awal menunjukkan bahwa Omicron ini memiliki peningkatan risiko infeksi ulang (yaitu, orang yang sebelumnya memiliki COVID-19 dapat terinfeksi ulang dengan lebih mudah dengan Omicron), menurut WHO.
Baca juga: Personel Brimob Polda Sultra Bersiaga di Kawasan Tapal Kuda Kendari Sehari setelah Bentrok Pemuda