Berita Kendari
Pawai Budaya di Kota Kendari Libatkan 20 Ormas Tolaki Pakaian Khas Ditampilkan
Sementara itu, Juru bicara kegitan, Jefri Rembasa megungkapkan pawai budaya itu diikuti sekira 20 ormas Tolaki dan beberapa lembaga masyarakat Tolaki
Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sejumlah lembaga adat dan Ormas Tolaki menggelar pawai budaya berkeliling Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Kamis (16/12/2021).
Ketua panitia, Alex Pangaibali mengatakan pawai budaya itu merupakan bentuk cerminan kedamaian dan kebersatuan.
"Bahwasanya pawai budaya ini kita adakan karena kami cinta akan damai, kami suka bersatu," katanya.
Sementara itu, Juru bicara kegitan, Jefri Rembasa megungkapkan pawai budaya itu diikuti sekira 20 ormas Tolaki dan beberapa lembaga masyarakat Tolaki yang tersebar se Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Barigade Tameng Polisi Halangi Bentrok Ormas dan Warga di Kota Lama Kendari Sulawesi Tenggara
"Kegiatan ini pada prinsipnya bertujuan sebagai ajang silahturahmi sesama ormas Tolaki," ujarnya.
Lebih lanjut ia menerangkan giat itu juga merupakan bentuk memperkenalkan adat istiadat masyarakat Tolaki kepada masyarakat Sulawesi Tenggara.
Untuk diketahui, sejumlah lembaga adat dan ormas Tolaki itu berkeliling dengan arak-arakan berbusana pakaian adat dan atribut Tolaki.

Sekira ratusan masyarakat Tolaki tergabung beberapa lembaga dan ormas dari sejumlah wilayah di Sultra itu menggelar pawai.
Hal itu terpantau di Stadion Lakidende yang berlokasi di Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sultra kemudian terpantau di Jembatan Teluk Kendari, dan berakhir dengan Lulo di Tugu MTQ Kendari.
"Ketika kegiatan serupa akan sukses, Insha Allah rencananya teman-teman dari lembaga adat dan ormas akan menggelar kegiatan positif adat Tokaki dalam waktu dekat," tutur Jefri Rembasa.
Baca juga: Pemerintah Umumkan Kasus Pertama Penularan Covid-19 Varian Omicron di Indonesia
Selanjutnya, Jefri Rembasa mengungkapkan ormas tak dapat disalahkan dalam kericuhan yang terjadi.
Kata dia, sebab hal itu seyogyanya merupakan oknum bukalah ormas, karena ormas mengajarkan hal yang bersifat positif.
"Oknum yang belum matang dalam pengkaderan yang diisi dengan budaya-budaya di suatu organisasi sehingga oknum ini merusak daripada citra lembaga," katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Bentrok Ormas Pecah di Kawasan Kota Lama Kendari Sulawesi Tenggara
"Sebenarnya ormas itu tak pernah mengajarkan hal seperti itu justru diajarkan bagaiamana menjaga dan merawat daripada lingkungannya, masyarakatnya dan hal-hal bersifat positif " tambahnya.
Alex Pangaibali berharap dengan terselenggaranya kegiatan budaya ini dapat menumbuh kembangkan jiwa cinta terhadap budaya.
"Ya agar hal ini terus dikembangkan dan dibudayakan serta kearifan lokal terus dijaga dan saling sayang satu sama lain," harapnya.
(TribunnewsSultra.com/Husni Husein)