Fakta Terungkap Guru Hamili Santriwati di Bandung, Awal Diketahui di Rumah Korban & Kesaksian Warga
Berikut fakta dan awal mula terungkapnya kasus guru hamili belasan santriwati di Bandung, berdasarkan pengakuan korban dan kesaksian warga.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut fakta dan cerita awal terungkap kasus guru hamili belasan santriwati di Bandung, berdasarkan pengakuan korban dan kesaksian warga.
Aksi biada Herry Wirawan (36) sungguh diluar nalar manusia normal.
Guru pesantren di Kota Bandung, Jawa Barat tersebut tega memerkosa 12 santriwati hingga 10 korban hamil dan 8 orang bayi telah dilahirkan.
Peristiwa ini terungkap kepublik setelah kasus telah sampai di meja persidangan Pengadilan Negeri Bandung Kelas IA Khusus.
Agenda sidang guru perkosa belasan santriwati tersbut adalah pemeriksaan saksi-saksi.
Setidaknya ada 21 saksi yang siap mencaritakan perilaku tak terpuji Herry Wirawan kepada santrinya.
Dalam kasus ini, Herry Wirawan telah berstatus terdakwa dengan didkwa dengan.
Baca juga: Kronologi Guru Pesantren di Bandung Hamili 10 Santriwati, Dugaan Kekerasan & Pelaku Anacam Korban
Diduga pelaku didakwa melanggar Pasal 81 ayat (1), ayat (2), ayat (3) jo Pasal 76.D UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.
Peristiwa guru cabuli belasan santriwati di Bandung ini cukup kelam karena para korban telah dicabuli selama lima tahun sejak 2016 hingga 2021.
Kasus ini tertutup rapat karena pelaku mengancam para korban agar tidak menceritakan peristiwa tersebut.
Hingga pada akhirnya orangtua korban melapor kepada polisi dan korban ditangpak pada 18 Mei 2021.
Lalu bagaimana bisa kasus tersebut bisa terungkap?
Kesaksian Warga
Melansir artikel gramedianews.com berjudul Oknum Guru Perkosa Belasan Santriwati hingga Hamil, PSI Minta Pelaku Harus Dihukum Kebiri Pendamping dari Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak Partai Solidaritas Indonesia (KSPPA PSI), Mary Silvita mengatkan, kasus ini terungkap berdasarkan hasil investigasi.
Mary Silvita dkk yang penasaran karena kasus tersebut sempat lambat setelah pelaku ditangkap polisi, akhirnya mencari keterangan dari korban saksi di lapangan.
Kejanggalan banyak diungkapkan oleh warga yang bermukim di depan pondok pesantren tersebut.
Mulai dari adanya pengakuan seorang anak dari Papua menangis karena sering kali didorong dan dimarahi, hingga terdapat banyak balita dipondok pesantren yang mirip dengan Herry Wirawan.
Hal lainya, murid pesantren akan terlihat lari buru-buru masuk pondok ketika melihat kedatangan Herry Wirawan.
Kesasaksian warga juga mengungkapkan, para santri sulit atau bahkan tidak sama sekali bergaul dengan warga sekitar.
Baca juga: Modus Guru Pesantren di Bandung Hamili 10 Santriwati, Janji Jadi Polwan dan Tanggung Kuliah
"Namun warga mengatakan, seorang anak berusia 9 tahun, berkulit hitam manis, asal Papua sering terlihat menangis dan mengadu kepadanya bahwa dia sering didorong dan dimarahi," ujar Mary Silvita.
"Kejanggalan lain yang dilihat warga adalah, keberadaan anak-anak balita yang dia lihat berparas mirip dengan HW, padahal usia para balita seperti sepantaran,"
"Hal lainnya, yang mengundang tanya adalah, kebiasaan para santriwati bekerja sehari-hari. Mereka tampak lebih sering bekerja daripada belajar. Mulai dari mencuci, menjemur pakaian, bersih-bersih, sampai mengaduk semen untuk membangun pagar," imbuhnya.
Pengakuan Koraban
Di luar dapida kesaksian warga, fakta kasus guru cabuli santriwati di Bandung lewat pengakuan korban kepada keluarganya.
Pada saat itu, di saat pulang lebarn korban yang berada di rumahnya menceritakan getir yang dirasakan bersama belasan santriwati.
Korban memang sempat dibujuk untuk menceritakan peristiwa yang sebenarnya.
Itu karena adanya trauma yang dialami korban atar perbuatan pelaku.
Trauma ini juga digambarkan oleh Plt Aspidum Kejati Jabar, Riyono.'
Baca juga: 5 Tahun Guru Pesantren di Bandung Rudapaksa 12 Santriwati, Korban Melahirkan 2 Kali
Melansir artikel TribunJabar.id berjudul Dengar Suara Guru Bejat Herry Wiryawan, Santriwati Tutup Telinga Lalu Menjerit Ketakutan,Plt Aspidum Kejati Jabar, Riyono.
Ia menegaskan, santriwati korban rudapaksa guru pesantren mengalami trauma mendalam, mengingat perbuatan telah dicebuli sejak 2016 hingga 2021.
"Waktu diperdengarkan suara terdakwa (Herry Wiryawan) melalui speaker, ada korban yang langsung tutup telinga dan menjerit histeris, mungkin karena trauma dan teringat apa yang pernah terjadi," ujar Riyono saat dihubungi pada Kamis (9/12/2021).
Dijelaskan, kondisi para korban sangat memprihatikan karena dalam usia yang masih remaja sudah harus menjadi ibu tunggal.
"Korban ini ada yang baru melahirkan tiga minggu ya, dalam keadaan lunglai, tapi masih berani menghadap ke persidangan dengan pendamping LPSK. Itu miris hati kami, karena sama-sama punya anak perempuan," beber Riyono.
Baca juga: Siapa Sosok HW? Guru Rudapaksa 12 Santriwati di Bandung, 8 Korban Melahirkan, 2 Sedang Hamil
Baca juga: Ini Wajah Sosok Guru Pesantren Hamili 10 Santriwati, Pelaku Mengajar di 3 Pesantren
Sementara itu, melansir artikel ditik.com berjudul Begini Awal Mula Terungkapnya Kasus Guru Perkosa Santriwati di Bandung, pencabulan oknum guru pesantren di Bandung terungkap setelah seorang pesantren berani beceri jujur kepada orangtua dan keluarga ketika pulang ke rumah saat lebaran.
"Itu kan keponakan saya waktu Lebaran kemarin pulang, ibunya melihat kelainan anaknya sendiri tau lah yang namanya anak kesayangan dan satu-satunya ada perubahan," ujar Hikmat seorang yang merupakan keluarga salah satu korban rudapaksa guru pesantren dibandung, Kamis (9/12/2021).
Ia menambahkan, orangtua dan keluarga kegat bukan kepalang saat korban mengungkapkan bahwa pelaku pemerkosaan adalah guru ngaji di pondok pesantren.
"Yang shock-nya itu (pelaku) bukan dari teman sekolah atau anak luar dari sekolah, itu bahkan guru ngajinya itu," imbuhnya dia. (*)
(TribunnewsSultra.Com)