Berita Sulawesi Tenggara
Menko PMK Muhadjir Effendy Sebut Nakes di Sultra Belum Capai 1 Persen Terima Suntikan Vaksin Booster
Menko PMK, Muhadjir Effendy mengatakan vaksinasi tenaga kesehatan atau nakes di Sulawesi Tenggara (Sultra) belum capai satu persen.
Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Menko PMK, Muhadjir Effendy mengatakan vaksin booster tenaga kesehatan atau nakes di Sulawesi Tenggara (Sultra) belum capai satu persen.
Hal tersebut terungkap dari data jumlah vaksinasi yang dilaporkan Dinas Kesehatan Sultra kepada Menko PMK, Muhadjir Effendy.
Diketahui usai tiba di Bandara Haluoleo Kendari, Menko PMK Muhadjir Effendy berkunjung ke Dinkes Sultra, Kamis (21/10/2021).
Dalam kunjungan itu, Muhadjir Effendy mengatakan, jika jumlah dosis vaksin booster yang disuntikan untuk tenaga kesehatan masih rendah.
Menurutnya, hal ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian target vaksinasi warga di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Baca juga: Kunjungan Menko PMK Muhadjir Effendy di Kendari Hadiri Mukhtamar IMM hinggaTinjau Gedung Vaksin
"Karena suntik vaksin booster bagi tenaga kesehatan belum capai satu persen, maka saya menyarankan Dinkes Sultra untuk mempercepat vaksin bagi tenaga kesehatan," ujarnya.
Muhadjir Effendy mengatakan, vaksin booster tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam pencegahan Covid-19 harus menjadi prioritas pemerintah setempat.
Ungkapan itu sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo agar seluruh tenaga kesehatan bisa aman saat terjun menangani sebaran virus Covid-19.
Selain itu, dengan dosis vaksin booster yang diberikan maka lebih menjamin keselamatan tenaga kesehatan tersebut.
"Karena dengan vaksin booster maka imunitas semakin tinggi, jadi saya minta pemerintah supaya mempercepat vaksinasi untuk tenaga kesehatan," tutur Menko PMK.
Baca juga: Muhadjir Effendy Minta Menkes Tambah Persediaan Vaksin di Sultra, Capaian Vaksinasi Belum Merata
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Usnia menambahkan, capaian vaksinasi tahap tiga bagi tenaga kesehatan masih rendah karena alasan pelayanan kesehatan.
"Untuk tenaga kesehatan memang tidak semua disuntik vaksin, nanti mereka tidak bisa bekerja," katanya.
Ia menjelaskan, vaksin tahap tiga jenis Moderna untuk tenaga kesehatan memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya.
Apalagi, vaksin tahap tiga jenis Moderna yang disuntik biasanya memiliki gejala kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) bagi penggunaannya.
"Gejalanya Moderna itu seperti timbul rasa panas di badan, atau gejala lain," jelas Kepala Dinas Kesehatan Sultra.
Baca juga: Vaksin Pfizer Capai 10 Ribu Dosis Bupati Konawe Minta Sekolah Segera Gelar Vaksinasi Massal
Sehingga, kata dia, vaksin untuk tenaga kesehatan di satu tempat fasilitas kesehatan seperti puskesmas tidak seluruhnya dilakukan.
"Jadi di dalam satu puskesmas jumlah tenaga kesehatan 10, minimal dua yang disuntik vaksin," kata Usnia.
"Kalau semua tenaga kesehatan disuntik vaksin, nanti tidak ada yang bisa melayani warga," tambahnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)