Sebar Hoaks Ngaku Dipukul TNI saat Razia PPKM, Lurah Asuhan Minta Maaf

Kabar ini disebarkan oleh Lurah Asuhan, Kecamatan Siantar Timur, Sumatera Utara, Walmaria Zalukhu.

Editor: Ifa Nabila
Science Photo Library
Ilustrasi penganiayaan. Baru-baru ini sempat heboh kabar dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI. Kabar ini disebarkan oleh Lurah Asuhan, Kecamatan Siantar Timur, Sumatera Utara, Walmaria Zalukhu yang ternyata adalah hoaks. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Baru-baru ini sempat heboh kabar dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI.

Kabar ini disebarkan oleh Lurah Asuhan, Kecamatan Siantar Timur, Sumatera Utara, Walmaria Zalukhu.

Ia mengaku menjadi korban pemukulan oleh oknum TNI AD yang berkaitan dengan operasi yustisi PPKM Level IV di Pematangsiantar.

Baca juga: Dosen di Bintan Nekat Ancam Satpam hingga Rusak Pagar Perusahaan

Ternyata kabar itu adalah bohong atau hoaks.

Setelah pemeriksaan dan melaporkan pemukulan yang ia alami di Denpom I/I Pematangsiantar, Walmaria memohon maaf karena membawa-bawa nama Satgas Covid-19 Pematangsiantar.

"Dengan ini memohon maaf apabila dalam postingan saya di FB membawa kesatuan Satgas di mana proses kejadiannya saya alami sendiri sebagai dampak pekerjaan saya, demikian," kata Walmaria kepada wartawan, Senin (23/8/2021).

Baca juga: Gara-gara Saling Balas Tatapan, Siswa 15 Tahun Dikeroyok 4 Orang hingga Babak Belur

Sementara itu, Kapenrem 022/Pantai Timur, Mayor (Inf) Sondang Tanjung mengatakan pihak polisi militer masih menelusuri akar masalah mengapa oknum prajurit TNI-AD berinisial JS menganiaya lurah Walmaria.

JS sendiri merupakan personel Babinsa asal Kodim Tapanuli Utara. Oknum berpangkat sersan dua itu tinggal dekat dengan kediaman lurah.

"Akar permasalahan apa masih ditelusuri oleh Denpom. Jadi maksud ibu ini ada dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum TNI. Nah, ini tapi digunakan dengan membawa nama Satgas Covid-19," kata Tanjung.

"Kediaman terlapor (Serda JS) dan pelapor (Lurah Asuhan) tetangga, hanya selisih satu rumah. Ini masih tetangga kiri dan kanan," ujar Tanjung.

Baca juga: Dituduh Punya Ilmu Santet, Nenek-nenek Tewas Dibunuh, Pelaku Dendam pada Korban

Sebelumnya, proses permintaan keterangan oleh Lurah Asuhan Walmaria Zalukhu dan oknum prajurit JS sendiri memakan waktu beberapa jam di Denpom I/I Pematangsiantar. Awak media telah menanti keterangan resmi dari Denpom.

Sementara itu, upaya wartawan Tribun Medan menggali kebenaran kasus pemukulan tersebut, terungkap bahwa antara lurah dan oknum prajurit masih tetangga. Kedua rumahnya hanya berselang satu rumah.

"Beda selang satu rumah. Sebenarnya nggak ada operasi yustisi, cuma kami tiap hari jalan melaporkan keadaan situasi di tempat kami. Setiap warung itu kan kami foto untuk melaporkan kegiatan. Selanjutnya kita lapor ke Bu lurah sebagai atasan," ujar Tumpal Situmorang.

Baca juga: Gadis 15 Tahun Dirudapaksa 3 Pemuda selama 2 Hari, Diajak Nongkrong hingga Diberi Pil Perangsang

Tumpal sendiri saat kejadian adalah Tim relawan Covid-19 Kelurahan Asuhan. Ia mengaku laporan situasi disiplin protokol kesehatan setiap harinya dilakukan. "Jam 7 malam kami melapor. Kita lapor kondisi warungnya (milik prajurit TNI-AD JS) biasa aja, nggak ada keramaian. Kita lapor ke Bu lurah, dari Bu lurah langsung ke kecamatan," kata Tumpal.

Tumpal mengaku tak ada warga yang tahu kronologi mengapa lurah dipukul oleh oknum prajurit TNI-AD tersebut. Sebab tak saksi malam itu yang bisa menceritakan kejadian pemukulan Apalagi rumah antarkeduanya hanya berselang satu rumah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved