Berita Kendari
Detik-detik Kapal Feri Lalui Bawah Jembatan Teluk Kendari Sulawesi Tenggara Menuju ke Pelabuhan
Detik-detik kapal feri lalu bawah Jembatan Teluk Kendari, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (21/08/2021) petang.
Penulis: Aqsa | Editor: Fadli Aksar
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Detik-detik kapal Feri lalui bawah Jembatan Teluk Kendari, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (21/08/2021) petang.
Kapal tersebut harus melalui kolong jembatan tersebut untuk sandar di pelabuhan yang berada di kawasan Teluk Kendari ini.
Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, petang ini, kapal Feri berwarna putih tersebut tampak melintas pelan untuk melalui Jembatan Teluk Kendari tersebut.
Diketahui, jembatan tersebut kini menjadi salah satu ikon Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Jembatan Teluk Kendari diresmikan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) pada Kamis 22 Oktober 2020 lalu.
Jembatan sepanjang 1,34 km tersebut secara fisik menghubungkan sisi kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan sisi Pulau Bungkutoko di Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Sultra.
Terdiri tersebut terdiri dari jalan pendekat atau oprit (602,5 meter), approach span (357,7 meter), side span (180 meter), dan bentang utama atau main span (200 meter).
Baca juga: 7 Fakta Unik Jembatan Teluk Kendari yang Jarang Diketahui, dari Gubernur Nur Alam hingga Ali Mazi
Baca juga: Jembatan Teluk Kendari Terpantau Lengang Menjelang Buka Puasa, Tetap Jadi Favorit Warga
Teknologi yang digunakan pada pembangunan jembatan ini adalah cable stayed dengan kabelnya diimpor dari Austria.
Jembatan Teluk Kendari memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar.
Jembatan Teluk Kendari dengan panjang 1.349 meter tersebut kini merupakan jembatan dengan model bentangan kabel ketiga terpanjang di Indonesia.
Setelah Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura dan Jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari dikerjakan oleh konsorsium kontraktor PT PP (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero).
Biaya pembangunannya bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp 804 miliar melalui skema kontrak tahun jamak (MYC) 2015-2020.(*)