Rektor UHO Kendari Wafat

Jantung Rektor UHO Kendari Prof Armid Berdetak di Angka 30, Dokter Sampai Keringat saat Penyelamatan

Jantung Rektor Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara , Prof Armid sempat berdetak di angka 30 terlihat dalam layar monitor.

Penulis: Sugi Hartono | Editor: Desi Triana Aswan
TribunnewsSultra.com/Apriliana
REKTOR - Kakak kandung Rektor UHO Prof Armid, Tohir (kiri) saat diwawancarai jurnalis TribunnewsSultra.com di rumah duka, Sabtu (23/8/2025). Tohir mengungkapkan bahwa Prof Armid dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami sesak napas serta sakit pada bagian dada.  

TRIBUNNNEWSSULTRA,KENDARI- Sebelum dinyatakan meninggal dunia, jantung Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Prof Armid sempat berdetak di angka 30 terlihat dalam layar monitor.

Hal tersebut disampaikan sang kakak kandung, Tohir saat diwawancarai jurnalis TribunnewsSultra.com di rumah duka, Sabtu (23/8/2025). 

Tohir mengungkapkan bahwa Prof Armid dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami sesak napas serta sakit pada bagian dada. 

Padahal sebelumnya, Rektor UHO itu masih sempat berbincang dengan sang istri. 

Setelah dilarikan ke rumah sakit, pertarungan melawan maut pun dimulai. 

Menurut Tohir, tim dokter berupaya keras untuk menyelamatkan nyawa Prof Armid. Mereka bahkan menggunakan pompa jantung.

"Dokter sempat kewalahan hingga berkeringat," ungkap Tohir.

Selama dua jam, kondisi Prof Armid terus dipantau. Monitor jantung menunjukkan pergerakan yang fluktuatif, dari angka 30, 15, kemudian nol, sebelum naik lagi ke 15. 

Namun, setelah perjuangan panjang, tim dokter menyatakan Prof Armid meninggal dunia. 

Baca juga: Rektor UHO Kendari Prof Armid di Mata Sang Kakak, Cerdas dan Penyayang, Sebut Banyak Kenangan Indah

Berdasarkan data medis, denyut jantung normal bagi orang dewasa saat beristirahat berada di kisaran 60 hingga 100 detak per menit (bpm).

Angka 30 detak per menit tidak normal dan tergolong sangat rendah.

Kondisi ini disebut bradikardia dan dapat menjadi tanda adanya masalah serius pada kesehatan jantung.

Denyut jantung yang sangat rendah bisa menyebabkan gejala seperti pusing, pingsan, sesak napas, atau nyeri dada.

Ia meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung pada Sabtu (23/8/2025) di RS Ismoyo, Kendari.

Peristiwa ini terjadi hanya sehari sebelum Prof Armid dijadwalkan berangkat ke Ibu Kota Negara (IKN).

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved