PPKM Kendari
Keluhan Pedagang saat PPKM Level 3 Kendari, Omzet Penjual Ayam Potong & Sayur Menurun 60 Persen
Kondisi itu semakin dirasakan sejumlah pedagang saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro Level 3 di Kota Kendari.
Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Laode Ari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Omzet dagangan sejumlah pedagang di Kota Kendari mengalami penurunan drastis di masa pandemi.
Kondisi itu semakin dirasakan sejumlah pedagang saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro level 3 di Kota Kendari.
Hakim (37) penjual ayam potong di Pasar Panjang mengaku di saat pandemi Covid-19 mengalami penurunan pendapatan omzet dagangan hingga mencapai 60 persen.
"Omzet dari penjualan itu biasa tembus Rp 5 juta namun disaat pandemi seperti ini mengalami penurunan drastis mencapai Rp 2 juta bahkan kurang dari itu," ucap Hakim saat ditemui di Pasar Panjang, Jl Sapati Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (6/8/2021).
Baca juga: Omzet Pedagang di Kawasan Tugu Eks MTQ Kendari Jatuh 10 Kali Lipat saat Masa Kebijakan PPKM
Hakim menyebut disaat pandemi memang semua pedagang terutama pedagang kecil seperti dirinya mengalami kesulitan pendapatan.
Namun, hal itu merupakan pekerjaan utama yang harus mereka jalani untuk keperluan hidup sehari-hari walaupun ia akui saat ini pendapatannya menurun.
"Penurunan pendapatan itu karena banyaknya langganan saya yang notabenenya itu penjual juga banyak yang tutup, otomatis hal itu berpengaruh terhadap penjualan," ujarnya.
Hakim menjelaskan terkait dengan harga ayam potong yang ia jual dengan harga Rp65 ribu per ekornya, sedangkan untuk ayam petelur Rp70-75 ribu per ekor.
Ketersediaan ayam potong juga mengalami penurunan yang awalnya 250 ekor kini hanya 100-150 ekor saja, sedangkan ayam petelur awalnya 100 kini tersisa hanya 20 saja.
Selain itu Hakim juga menjual daging sapi yang ia dapat dari Rumah Penyembelihan Hewan (RPH) yang biasa ia jual sebanyak 50 kilo.
Penjual ayam potong tersebut menyebut ada beberapa konsumennya yang rutin membeli ditempatnya yaitu penjual martabak, hotel, cafe tempat karaoke, serta penjual ayam geprek yang biasa berjualan dipinggir jalan.
Baca juga: Dampak PPKM, Disnaker Kendari Terima Aduan Sejumlah Perusahaan yang Mulai PHK Karyawan
Sementara itu, hakim bercerita awalnya ia adalah pedagang ayam di Pasar Sentral Wua-Wua atau dikenal dengan Pasar Baru kemudian setelah insiden kebakaran, ia lalu pindah ke Pasar Korem.
Di Pasar Korem ia berjualan cukup lama sekitar 4 tahun disana kemudian setelah telah ada pasar panjang lalu ia berjualan disana hingga sampai saat ini.
Sementara itu, penjual sayur di Pasar Panjang juga mengalami penurunan pendapatan yaitu salah satunya adalah Wa Halija (61).
Ia menyebut awalnya omzetnya itu Rp 1 juta namun karena adanya pandemi dan penerapan PPKM sehingga mengalami penurunan sekira Rp 200-400 ribu.
"Yaa jadi memang dengan kondisi saat ini kami pedagang sangat merasakan dampak dari pandemi," imbuhnya.
Baca juga: Pemerintah Kota Kendari Salurkan Bantuan PPKM Rp300 Ribu ke 1.789 Nelayan Kurang Mampu
Walaupun mengalami penurunan pendapatan ia mengaku dirinya tetap berjualan karena hanya dari jualan sayur dan ikan ia bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.
Sehingga kedua penjual tersebut berharap agar pandemi ini segara berakhir dengan begitu aktivitas terutama transaksi jual beli di pasar bisa berjalan normal seperti dulu lagi. (*)
(TribunnewsSultra/Muh Ridwan Kadir)