PPKM Mikro
Bacaan Niat dan Cara Shalat Dzuhur Pengganti Shalat Jumat Saat PPKM Mikro dan PPKM Darurat Berlaku
Bacaan niat Shalat Dzuhur pengganti Shalat Jumat dan tata caranya saat PPKM Mikro dan PPKM Darurat di zona merah Covid-19.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Bacaan niat Shalat Dzuhur pengganti Shalat Jumat dan tata caranya saat PPKM Mikro dan PPKM Darurat di zona merah Covid-19.
Untuk itu, ada baiknya menyimak bacaan niat dan tata cara Shalat Dzuhur untuk menggantikan Shalat Jumat yang ditiadakan di masjid saat kebijakan tersebut berlaku.
Diketahui, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro berlangsung disejumlah daerah di luar Pulau Jawa untuk menekan penyebaran Covid-19.
PPKM Mikro salah satunya mulai diterapkan di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Jumat (09/07/2021).
Sedangkan, PPKM Darurat juga sudah berjalan disejumlah daerah di Pulau Jawa dan Bali.
Salah satu poin dalam penerapan PPKM yakni aktivitas ibadah di rumah ibadah ditiadakan termasuk Shalat Jumat di masjid.
Dengan demikian, Anda bisa menunaikan Shalat Dzuhur pengganti Shalat Jumat yang ditiadakan di masjid seiring kebijakan itu.
Sedangkan, niat dan tata cara Shalat Dzuhur untuk menggantikan Shalat Jumat saat PPKM Mikro dan PPKM Darurat berlaku sama seperti biasanya sesuai disyaratkan.
Diawali dengan kumandang adzan dan iqamat, lalu niat, dan dilanjutkan rakaat shalat seperti biasanya.
Simak selengkapnya tata cara dan bacaan niat Sholat Dzuhur pengganti Shalat Jumat berikut ini:

1. Niat shalat dzuhur
Sebelum takbiratul ikhram, silahkan berdiri tegak menghadap kiblat sambil mengukuhkan niat shalat di dalam hati untuk melaksanakan ibadah shalat karena Allah SWT.
Adapun niat shalat duhur bacaan latin dan artinya adalah sebagai berikut:
Bacaan niat shalat duhur saat mengerjakannya sendiri.
اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى
"ushalli fardhazh-zhuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal-qiblati adaa'an lillaahi ta'aalaa."
Terjemahannya:
Aku berniat shalat fardu duhur 4 raka'at menghadap kiblat karena Allah Ta'ala
Bacaan niat shalat duhur saat menjadi makmum atau berjamaah.
اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِاَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
"ushalli fardhazh-zhuhri arba'a raka'aatim mustaqbilal-qiblati adaa'an ma'muman lillaahi ta'aalaa."
Terjemahannya: aku sengaja shalat fardhu duhur 4 raka'at menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah.
Adapun hukum membaca doa iftitah dalam shalat adalah sunnah.
Bacaan niat shalat duhur saat menjadi imam.
اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِاَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
"ushalli fardhazh-zhuhri arba'a raka'aatim mustaqbilal-qiblati adaa'an imaman lillaahi ta'aalaa."
Terjemahannya: aku menyengaja shalat fardhu duhur 4 raka'at menghadap kiblat sebagai imam karena Allah.
Baca juga: PPKM Mikro Batasi Ibadah di Masjid, PWNU Sultra: Ibadah Urusan Hati, Tak Boleh Jadi Mudarat
2. Gerakan dan bacaan shalat dzuhur
* Takbiratul ikhram
Takbiratul ikhram merupakah rukun shalat.
Oleh sebab itu, tidak akan sah shalat seseorang jika dengan sengaja meninggalkan salah satu rukun shalat.
Adapun yang dimaksud dengan takbiratul ikhram adalah membaca atau mengucapkan takbir (Allahu akbar), bukan mengangkat kedua tangan.
Sementara mengangkat tangan ketika takbiratul ihram hukumnya sunnah, tidak wajib.
Setelah selesai takbiratul ikhram (mengucapkan "Allahu akbar") kemudian meletakkan telapak tangan kanan di atas pungguh telapak tangan kiri, keduanya tepat di atas dada atau ulu hati.
* Membaca doa iftitah
Doa Iftitah adalah doa yang dibaca ketika shalat, antara takbiratul ihram raka'at pertama dan ta’awudz sebelum membaca surat Al Fatihah.
Berikut adalah lafadz bacaan doa iftitah.
(Allahu akbar kabiira wal-hamdu lillaahi kasiira wa subhaanallaahibukrataw wa ashiilaa. innii wajjahtu wajhiya lil-ladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam muslilaw wamaa ana minal-musyrikiin. innaa shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil-aalamiin. laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin).
Terjemahannya: Allah Maha Besar lagi sempurna kebesarannya, segala puji hanya kepunyaan Allah, pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku (hatiku) kepada Tuhan yang menciptakan langit dan Bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu baginya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan nya, dan aku golongan dari orang Muslimin.
* Membaca Surat Fatihah
Setelah selesai membaca doa iftitah, kemudian dilanjutkan dengan membaca Fatihah.
Membaca surat Al-Fatihah merupakan Rukun shalat pada setiap raka'at, baik itu shalat fardhu maupun shalat sunnah. Jadi, ini wajib dibaca.
Adapun lafadz bacaannya adalah sebagai berikut :
(Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil alamin. arrahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin, iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin. Ihdinashirratal mustaqim, shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin. Aamiin)
Terjemahannya: Dengan menyebut nama Allah yang naha pemurah lagi maha penyayang, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang menguasai di hari, pembalasan, hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan, tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

3. Membaca surat atau ayat-ayat tertentu dari Alquran
Setelah selesai membaca Surat Al-Fatihan dan Amin, kemudian membaca ayat atau surat Alquran.
Dalam panduan shalat duhur di sini, dicontohkan membaca Surah An-Nas berikut bacaannya.
Qul a'uudzu birabbin naas. malikinnaas. ilaahinnaas. min syarri lwaswaasi ikhannaas. alladzii yuwaswisu fii shuduurinnaas. mina ljinnati wannaas.
Terjemahannya: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.
4. Ruku' disertai tuma'ninah
Menurut kesepakatan ulama, ruku merupakan salah satu rukun shalat .
* Sebelum ruku terlebih dahulu diawali dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga seperti ketika takbiratul ihram dengan mengucapkan takbir (Allahu akbar).
* Ketika ruku, posisi pungguh dan kepala sejajah membentuk garis lurus, kedua telapak tangan berada tepat di lutut. Kedua lengan diusahakan selurus mungkin.
Seraya membaca bacaan ketika ruku' seperti berikut ini:
(Subhana rabbial adhimi wabihamdi)
* Keterangan: dibaca 3 kali
- Setelah selesai ruku', kemudian I'tidal, yaitu bangkit dari ruku' sembari mengangkat kedua tangan sejajar telinga, seraya membaca :
(Samiallahulimanhamida)
- Kemudian kedua tangan diluruskan kebawah sambil berdiri tegak, seraya membaca :
(Rabbana laka hamdu milussamawati wamilluardi wamilumasyikta miingsaiing bakdu)
- Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan takbir (Allahu akbar) tanpa mengangkat kedua tangan lalu melakukan sujud.
Baca juga: Tempat Ibadah Ditutup Selama PPKM Mikro, MUI Sultra Minta Warga Tetap Kumandangkan Adzan di Masjid
5. Sujud disertai dengan tuma'ninah
Menurut ijma', sujud dalam setiap raka'at sebanyak dua kali termasuk rukun shalat. Dalilnya yaitu Firman Allah SWT dalam Qur'an Surat Al-Hajj: 77 yang terjemahannya: "Wahai orang-orang yang beriman, ruku'lah dan bersujudlah..."
Adapun tata cara sujud adalah sebagai berikut:
- Meletakkan kedua lutut dan jari jemari kedua kaki diatas sajadah (tempat sujud).
- Disusul dengan meletakkan kedua telapak tangan diatas sajadah, diteruskan dengan merapatkan dahi dan hidung di atas sajadah.
- Kemudian posisi kedua telapak tangan sejajar dengan pundak dan meregangkan kedua telapak tangan dari lambung dan siku terangkat ke atas, tidak menempel ke lantai, kemudian membaca bacaan ketika sujud.
Berikut bacaannya:
(Subhanna rabbial akla wabihamdi)
* Keterangan: dibaca 3 kali
- Kemudian bangun dari sujud dengan mengucapkan takbir (ALLAAHU AKBAR), untuk kemudian melakukan duduk di antara dua sujud.
Baca juga: Kanwil Kemenag Kota Kendari Minta Penutupan Tempat Ibadah Didahului dengan Sosialisasi PPKM Mikro
6. Duduk di antara dua sujud disertai dengan tuma'ninah
Adapun cara duduk diantara dua sujud adalah sebagai berikut:
- Duduk diatas telapak kaki kiri, sedangkan kaki kanan bertumpu dengan ujung jari-jari yang dilipat ke bawah
- Kedua telapak tangan diletakkan di atas kedua lutut, kemudian membaca doa berikut ini :
(Rabbi firli warhamni wajburni warfakni wahdini waafini wafuani)
- Kemudian mengucapkan "Allahu akbar" untuk kemudian melakukan kembali sujud yang kedua kalinya pada raka'at pertama
7. Sujud kedua
Untuk sujud kedua cara dan bacaannya sama seperti halnya sujud pertama, yaitu:
Berikut bacaannya:
(Subhanna rabbial akla wabihamdi)
* Keterangan: dibaca 3 kali
Kemudian bangun dari sujud untuk berdiri tegak seraya mengucapkan "Allahu akbar" lalu bersedekap, kemudian dilanjutkan ke raka'at kedua / raka'at akhir shalat duhur
Perhatian: bacaannya sama saja dengan apa yang ditulis di atas, Anda bisa mengganti bacaan doa pendek setelah Al Fatihah dengan doa pendek lainnya.
8. Duduk tasyahud (tahiyyat) akhir
Duduk dan membaca tasyahud akhir merupakan salah satu rukun shalat.
Apabila ditinggalkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja maka shalatnya batal.
Adapun cara duduk tahiyyah akhir adalah sebagai berikut:
- Duduk diatas telapak kaki kiri, sedang kaki kanan bertumpu dengan ujung jari-jari yang dilipat ke bawah
- Jari telunjuk kanan diacungkan ketika membaca kalimat (il-lallaahi), sementara jari-jari yang lain menggenggam.
- Telapak tangan kiri diletakkan di atas lutut kiri
Adapun untuk bacaan tasyahhud atau tahiyyat akhir secara lengkap adalah sebagai berikut :
At'tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatulillaah. As-salaamu'alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wabarakaatuh, assalaamu'alaina wa'alaa ibaadillaahisaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullaah. Allaahumma shalli'alaa sayyidinaa muhammad. Wa'alaa aali sayyidinaa muhammad. kamaa shallaita alaa sayyidina ibraahiim wa alaa aali sayyidina ibroohiim. Wabaarik'alaa sayyidina muhammad wa alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa baarakta alaa sayyidina ibraahim wa alaa aali sayyidinaa ibraahiim fil'aalamiina innaka hamiidum majiid.
* Keterangan: Bacaan tasyahhud akhir diatas merupakan bacaan secara lengkap dengan doa-doa setelah tasyahud akhir sebelum salam.
- Duduk diatas telapak kaki kiri, sedang kaki kanan bertumpu dengan ujung jari-jari yang dilipat ke bawah
- Jari telunjuk kanan diacungkan ketika membaca kalimat (il-lallaahi), sementara jari-jari yang lain menggenggam.
- Telapak tangan kiri diletakkan di atas lutut kiri
9. Mengucapkan salam
Tata cara salam:
- Mengucap salam seraya telunjuk jari kanan di tarik kembali dan menoleh ke arah kanan hingga pipi kanan kelihatan seluruhnya dari belakang.
- Diteruskan dengan mengucapkan salam kembali seraya menoleh ke arah kiri hingga pipi kiri kelihatan dari belakang.
Mengucapkan salam merupakan salah satu rukun shalat.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Niat & Cara Shalat Dzuhur Pengganti Shalat Jumat, Lengkap Bacaan Latin, Arab dan Terjemahan