CPNS dan PPPK
Cerita Guru di Buton Utara Lolos Tes CPNS, Belajar 2 Jam Sehari, Banyak Ibadah, Perkuat Matematika
Cerita guru di Buton Utara (Butur) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) lolos Tes CPNS.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Fadli Aksar
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Cerita guru di Buton Utara (Butur) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) lolos Tes CPNS.
Cerita ini mengandung tips lolos tes CPNS 2021 dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK 2021.
Minggu (11/11/2018) sore, merupakan hari menegangkan bagi Hona Yapto.
Untuk pertama kalinya, guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kambowa, Kabupaten Buton Utara (Butur), mengikuti tes berbasis Computer Assisted Test (CAT).
Ia berjuang dan akhirnya berhasil menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hona Yapto mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di kantor UPT BKN Kendari, Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sultra.
Ia merupakan warag Desa Lagundi, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Butur, Sultra.
Baca juga: Simak Tips Lolos Tes CPNS dan PPPK 2021 dari ASN asal Wakatobi Sultra, Belajar di YouTube, Berdoa
Pada penerimaan tahun 2018 untuk pertama kalinya tes seleksi CPNS digelar dengan sistem berbasis komputer.
Kabupaten Butur menjadi salah satu daerah yang diharuskan menggelar SKD dengan sistem CAT.
Komputer dan jaringan internet yang buruk di Kabupaten Butur, mengharuskan SKD CPNS digelar di Kota Kendari.
Hona Yapto merupakan satu dari 2420 peserta SKD CPNS Butur.
Ia bertarung untuk mengisi salah satu pos kuota dari total yang disediakan sebanyak 275 formasi.
Untuk bisa melaksanakan tes, ia harus menyeberangi lautan dan nginap dua hari di Kota Kendari.
Ia mengatakan, tak merasa canggung meski baru di Kota Kendari.
Bahkan Hona Yapto optimistis bisa lolos SKD CPNS.
"Persiapan dari tempat menginap menuju lokasi tes itu biasa saja. Tidak lupa salat dan paling penting saya memastikan dapat restu dari orang tua," ujarnya pesan singkat, Kamis (8/7/2021).
Hal serupa juga dialami Wa Haliunu.
Guru Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Kambowa, Kabupaten Butur itu juga berhasil lolos CPNS pada tahun 2018.
Padahal sistem CAT juga masih baru untuk warga Desa Lagundi tersebut.
Bedanya, ia tak merasa asing karena merupakan alumnus perguruan tinggi di Kota Kendari.
"Waktu itu saya tes 10 November 2021. Kalau dijurusanku itu Agama Islam ada 90 orang yang mendaftar," jelasnya.
Belajar Teratur
Menurut Hona Yapto, lolos CPNS bisa diperoleh dengan ketekunan belajar dan berdoa.
Ia mengisahkan, belajar selama dua tahun sebelum tes CPNS.
"Jadi saya belajar itu dua tahun sebelum pelaksanaan CPNS," bebernya.
Ia bahkan membeli buku dan sesekali meminta bimbingan teman sebagai pemandu.
Ia mengatakan belajar teratur, menyisihkan waktu dua jam setiap hari.
Selain belajar juga berdoa dan rekreasi.
Baca juga: Rincian Formasi CPNS 2021 Kemenag Sultra dan IAIN Kendari, Berikut Cara Daftar
Menurut Hona Yapto, waktu belajar paling baik adalah diatasi pukul 22.00 WITA dan juga waktu subuh.
"Subuh paling enak belajar dan jam 10 malam kalau badan fit, itu juga adem," paparnya.
Belajar teratur dan berdoa juga dilakukan Wa Haliunu, dua bulan sebelum SKD CPNS.
"Belajar dalam sehari itu 3 kali. Subuh, siang seusai pulang mengajar dan malam selesai salat isya," tuturnya.
Ia juga meminta bantuan kepada kawan jika ada soal rumit.
"Iya ada teman saling sharing menyelesaikan soal yang rumit," katanya.
Wa Haliunu salat 5 waktu ditambah tahajud dan duha.
"Saya berdoa agar dipermudah dalam tes SKD CPNS," imbuhnya.
Kesulitan Matematika
Menurut Wa Haliunu, paling sulit dipelajari adalah perhitungan matematika.
Ketika SKD CPNS pun ia kesulitan mengerjakannya.
"Yang paling sulit itu perhitungan, memang dari awal belajar itu sulit dikuasai," bebernya.
Perhitungan dalam SKD CPNS termasuk di Tes Intelejensi Umum (TIU).
Hona Yapto mengatakan, kesulitan menalar pelajaran matematika.
Ia menegaskan, kesulitan menalar angka-angkar berpangkat dan desimal matematika.
"Matematika bagus, karena apa-apa butuh matematka, hanya menalar dengan angka-angka ini apalagi sudah mausuk akar, pecahan, desimal, repot," tuturnya.
Hona mengatakan, biasanya meminta bantuan teman saat belajar matematika.
Ketika belajar, ia memilih soal-soal yang mudah dikerjakan dan dimengerti.
Tips ini yang menyelamatkannya saat tes SKD CPNS, setidaknya nilainya tidak buruk.
"Yang saya pelajari itu soal yang mudah. Tidak memaksakan diri. Misalnya, pengurutan nilai, seperti 2, 4, 6, 8, ..., 12, Angka apa yang hilang di atas, juga perbandingan senilai dan berbalik nilai. Itu yang mudah saya pelajari," imbuhnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)