Sudah Bayar Ambulans ke Pihak Rumah Sakit, Keluarga Kecewa Jenazah Diangkut dengan Mobil Pikap

Cerita jenazah terpaksa diangkut dengan mobil pikap datang dari sebuah keluarga yang tinggal di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Editor: Ifa Nabila
NST
Ilustrasi jenazah. Sebuah keluarga mengalami nasib malang akibat kelalaian pihak rumah sakit di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Sebuah keluarga mengalami nasib malang akibat kelalaian pihak rumah sakit di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Jenazah anggota keluarga mereka sampai harus diangkut dengan mobil pikap.

Padahal keluarga tersebut sudah membayar untuk jasa ambulans.

Baca juga: Kecelakaan Maut Ambulans Bawa Jenazah Melaju Kencang hingga Tabrak Truk, 4 Orang Tewas

Sehingga kejadian ini membuat Keluarga almarhum Benediktus Boli Hayon kecewa teradap pihak RSUD Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Mereka merasa tidak mendapat pelayanan baik.

Jenazah Benediktus Boli Hayon terpaksa dibawa dari rumah sakit memakai mobil pikap ke Pelabuhan Larantuka selanjutnya dibawa ke Dusun Lewobele, Desa Wotan Ulumado, Pulau Adonara.

Anggota keluarga Benediktus Boli Hayon, Ruth Wungubelen menjelaskan, Benediktus Boli Hayon menghembuskan napas terakhir di RSUD Larantuka, Selasa (25/5) sekitar pukul 19.00 Wita.

Baca juga: NMAX dan Beat Pemandu Mobil Jenazah Kecelakaan, Ambulans di Belakangnya Ikut Tabrakan Beruntun

Setelah menyelesaikan administrasi termasuk membayar jasa pelayanan ambulans, keluarga hendak mengantar jenazah Benediktus Boli Hayon ke Pelabuhan Larantuka.

Sembari menunggu jenazah diurus petugas kamar jenazah, perwakilan keluarga menemui petugas yang ada di UGD untuk menyiapkan ambulans.

Petugas meminta keluarga bersabar karena masih menghubungi sopir ambulans.

Tak berselang lama, petugas tersebut menyampaikan bahwa ambulans dipakai melayani pasien Covid-19 sehingga masih disterilkan dengan menyemprot cairan disinfektan.

Baca juga: Viral Video Aksi Heroik Bocah Buka Akses Jalan untuk Ambulans, Simak Kisahnya Berikut Ini

"Salah satu anggota keluarga kami sempat protes. Saya sendiri juga langsung minta ke UGD. Keluarga seolah menjadi pengemis memohon kepada petugas UGD, baik sebelum maupun sesudah jenazah dimandikan agar ambulans bisa ke kamar jenazah," terang Ruth di Larantuka, Kamis (27/5/2021).

Menurut Ruth, keluarga menunggu hingga pukul 23.00 Wita. Karena tidak ada kepastian ambulans sehingga keluarga mencari mobil lain.

Pihak keluarga mendapat pikap, biasa dipakai untuk menjual air minum.

"Mobil itu biasa dipakai untuk menjual air minum ke warga. Kami terpaksa turunkan drum air lalu muat peti jenazah," ujarnya.

"Saya sebelumnya menolak saran keluarga. Masa kita pakai pikap? Apalagi sudah bayar jasa ambulans. Tapi karena tunggu sampai larut malam, terpaksa kita gunakan pikap," tambah Ruth.

Baca juga: Berangkat dari Jakarta, Mobil Ambulans Bawa Jenazah Tabrak Pohon Sawit di Inhil Riau hingga Ringsek

Berdasarkan informasi yang diterima, lanjut Ruth, RSUD Larantuka memiliki ambulans dua unit.

Namun satu dalam kondisi rusak, yang beroperasi hanya satu dan digunakan untuk melayani pasien Covid-19.

Ia menyayangkan RSUD Larantuka hanya memiliki satu ambulans.

"Rumah Sakit Larantuka hanya memiliki satu ambulans? Lalu digunakan oleh pasien umum dan pasien Covid? Pantas saja jenazah yang ditetapkan sebagai pasien Covid selalu menjadi polemik dan dipersoalkan. Inilah nasib rakyat biasa sudah bayar ambulans sekalipun tapi tetap tidak terlayani," ujarnya kesal.

Ia berharap kejadian yang menimpa keluarganya tidak dialami keluarga pasien lainnya.

"Saya berharap kejadian ini yang pertama dan terakhir, apalagi terjadi pada keluarga yang lain khususnya dari pulau. Apalagi peristiwa kematian terjadi di malam hari."

"Direktur RSUD seharusnya sadar bahwa ketersediaan sarana yang memadai harus dikonsolidasikan agar tidak mengorbankan nakes yang menjadi ujung tombak pelayanan," tandasnya.

Direktur RSUD Larantuka, dr. Sanny enggan berkomentar kejadian tersebut.

Ia menyarankan wartawan mewawancarai KTU RSUD.

"Langsung ke KTU. Saya di ruangan Asisten 1," katanya singkat, Kamis kemarin.

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Keluarga Benediktus Boli Hayon Kecewa Bawa Jenazah Pakai Pikap

(Pos-Kupang.com/Kanis Jehola)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved