Diperingati Setiap Tanggal 17 Mei, Berikut Sejarah Hari Buku Nasional
Setiap tahunnya, tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional atau Harbuknas.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Setiap tahunnya, tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional.
Peringatan Hari Buku Nasional atau juga dikenal sebagai Harbuknas ini merupakan ide dari Menteri Pendidikan Kabinet Gotong Royong, Abdul Malik Fajar.
Tepatnya pada tahun 2002 silam, penetapan Hari Buku Nasional bertujuan untuk meningkatkan minat baca.
Dikutip dari Tribunnews.com, saat itu minat baca di Indonesia masih rendah, yaitu rata-ratanya hanya sekitar 18.000 judul buku per tahun.
Baca juga: Tahukah Anda Sejarah Rice Cooker ? Ditemukan Negara Ini Pertama Kali Tahun 1923
Jumlah tersebut sangat jauh apabila dibandingkan dengan Tiongkok.
Diketahui, rata-rata minat baca masyarakat Tiongkok adalah 140.000 judul buku per tahun.
Di sisi lain, penetapan Hari Buku Nasional pada tanggal 17 Mei juga bertepatn dengan bertepatan dengan peresmian Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia atau Perpusnas.
Sekadar informais, Perpusnas didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1980.
Baca juga: Filosofi Penyebutan Idul Fitri sebagai Lebaran oleh Masyarakat Indonesia
Diharapkan, peringatan Hari Buku Nasional ini membuat masyarakat lebih suka membaca dan meningkatkan penjualan buku.
Dilansir islandsofimagination.id, sebelum diperingati pada 17 Mei, saat rezim Presiden Soekarno berkuasa, Hari Buku Nasional diperingati setiap 21 Mei.
Tanggal tersebut, dipilih karena bertepatan dengan ulang tahun Persatuan Toko Buku Indonesia (PTBI).
Setelah kekuasaan berpindah tangan ke Presiden Soeharto, Hari Buku Nasional ditetapkan pada 17 Mei.
Penetapan tanggal tersebut, bertepatan dengan peresmian Gedung Perpustakaan Nasional oleh Ibu Tien Soeharto di Jakarta sekaligus tanggal ulang tahun Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei, Beserta Cara Meningkatkan Minat Baca,
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha