Hari Pendidikan Nasional 2021
Harapan Guru Baubau di Hardiknas 2021: Pandemi Covid-19 Berlalu, Mulai Bosan Belajar Daring
Pengajar di salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) ini mulai jenuh dengan pembelajaran daring.
Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Risno Mawandili
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI- Tentu saja banyak harapan pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021. Salah satunya harapan para guru sebagai tenaga pendidik di sekolah.
Srimastuti, seroang guru perempuan di Kota Baubau berharap Pandemi Covid-19 segera berakhir agar pembelajaran tatap muka di sekolah segera dimulai.
Pengajar di salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) ini mulai jenuh dengan pembelajaran daring.
Baca juga: Hardiknas 2021, Dikbud Sulawesi Tenggara Harap Tak Ada Lagi Siswa Putus Sekolah Karena Biaya
Baca juga: Peringati Hardiknas 2021, Mahasiswa UHO Kendari Demo Minta Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sultra
Baca juga: Jelang Lebaran Idul Fitri, Sejumlah Toko Pakaian di Kendari Ramai Pengunjung
Ia mengatakan, kadang pusing sakit ribetnya mengontrol siswa diari jauh.
Ia mengaskan, sekolah daring tidak efektif.
"Kami Guru pusing juga proses belajar mengajar dengan online seperti ini, sekolah tatap muka saja siswa belum tentu mengerti apalagi secara online," ujarnya lewat panggilan telepon, Minggu (2/5/2021).
Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 1 Katobengke, Kelurahan Lipu, Betoambari, Kota Baubau ini mengaku mewakili rekannya.
Berharap agar proses kondisi bisa segera normal agar sekolah tidak sepi lagi.
Kepada TribunnewsSultra.com, ia membeberkan, sering kali orangtua murid datang kepadanya mengeluh karena keterbatasan teknologi untuk belajar daring.
"Sering, kami para guru sering menanyakan mengapa sejumlah anak didik kami tidak mengirim tugas, ternyata murid bersangkutan kesulitan dalam memiliki handphone," ujar Srimastuti.
Ia juga mengaku terdapat sekira 200 siswa dari total 500 murid yang bersekolah SD Negeri 1 Katobengke, minim fasilitas belajar daring.
"Kami maklumi, karena kebanyakan orang tua siswa di sini ialah petani, pedagang, dan nelayan," ucap nya.
Srimastuti megatkan, karena itu dewan guru menerapkan sistem pinjam buku bagi siswa tak miliki hand phone.
"Hari Senin datang ke sekolah kemudian hari Sabtu memulangkan buku dipinjam bersamaan dengan tugas yang yang telah dikerjakan," urainya.
Segaian orang tua juga mengeluhkan tidak memiliki cukup uang untuk biaya paket data anaknya belajar online.
"Tidak ada paket data, dan tidak ada handphone android jadi sering mereka saling pinjam handphone," ujar Srimastuti. (*)
(Husni husein/TribunnewsSultra.com)