Geger Babi Ngepet di Sawangan Depok, Ternyata Cuma Hoaks: Rekayasa Supaya Kampungnya Terkenal
Terbongkar fakta bahwa kabar babi ngepet tersebut hanyalah hoaks atau rekayasa semata dengan dalang pria berinisial AI (44).
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Baru-baru ini heboh kabar penangkapan babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok.
Terbongkar fakta bahwa kabar babi ngepet tersebut hanyalah hoaks atau rekayasa semata dengan dalang pria bernama Adam Ibrahim alias AI (44).
Dikutip TribunnewsSultra.com dari Kompas.com, hal ini dibenarkan oleh pihak kepolisian.
Baca juga: Heboh Babi Ngepet di Depok, Warga Nekat Telanjang demi Bisa Tangkap: Kalau Ga Bugil Bakal Hilang
Baca juga: 2 Remaja Pulang Belanja Dibegal 4 Orang, Warga Langsung Keroyok Pelaku hingga 1 Tewas
"Semuanya yang sudah viral tiga hari sebelumnya adalah hoaks, itu berita bohong," ujar Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar, Kamis (29/4/2021).
Lebih lanjut, Imran menjelaskan soal rekayasa di perkampungan tersebut.
Berawal dari para warga yang mengeluh uangnya hilang Rp 1 juta-Rp 2 juta.
"Berawal dengan adanya cerita masyarakat sekitar merasa kehilangan uang, ada Rp 1 juta, ada Rp 2 juta."
"Mereka mengarang cerita dari kehilangan itu dari bulan Maret, jadi ada kurang lebih 1 bulan," ungkap Imran dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Video Viral Ibu Siksa Anak Umur 5 Tahun sampai Dibanting ke Kasur, si Ibu Pernah Dipasung
Kemudian tersangka berinisial AI membeli seekor babi melalui online.
Babi tersebut dibeli seharga Rp 900.000 dengan ongkos kirim Rp 200.000.
Ternyata seluruh rekayasa itu dilakukan karena ingin ketenaran semata.
"Tujuan mereka adalah supaya lebih terkenal di kampungnya," ungkap Imran.
"Karena ini merupakan salah satu tokohlah sebenarnya, tapi disebut tokoh juga tidak terlalu terkenal, jadi supaya dia dianggap saja," sambungnya.
Baca juga: Gara-gara Jalan Berlubang Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Nekat Mandi di Kubangan Jalan
Setelah menerima babi, AI lalu merekayasa penangkapan bersama delapan temannya.
Babi itu dilepas di dekat rumahnya kemudian mereka tangkap lagi.
"Tersangka ini bekerja sama dengan kurang lebih delapan orang, membuat cerita seolah-olah babi ngepet itu benar, ternyata itu adalah rekayasa dari tersangka dan teman-temannya," paparnya.
Kabar yang muncul soal menangkap babi harus telanjang bulat juga merupakan kebohongannya.
Cerita ada orang datang secara mistis lalu menjadi babi juga hoaks.
"Seolah-olah mengarang cerita, ada tiga orang, satu orang turun tanpa menapakkan kaki."
"Kemudian keduanya pergi naik motor, tiba-tiba satu setengah jam berubah jadi babi, padahal itu tidak benar. Sudah direncanakan," jelas Imran.
Sosok yang membunuh dan mengubur babi itu juga sudah masuk dalam skenario rekayasa AI yang kemudian diviralkan.
"Supaya skenario itu nyambung dari awal sampai akhir itulah, peran-peran orang-orang tertentu sudah diatur," tuturnya.
Baca juga: Suami Pulang-pulang Langsung Marah, Tendang Istri dan Lempar Barang ke Korban sampai Luka-luka
Kini AI dijerat AI dengan Pasal 10 ayat 1 atau 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946.
AI terancam kurungan 10 tahun penjara.
Sementara itu, delapan rekan AI saat ini masih diproses polisi.
Komentar saksi
Diberitakan TribunJakarta.com, sebelumnya heboh cerita penangkapan babi di Depok.
Warga sampai berkerumun demi melihat wujud babi tersebut.
Seorang warga bernama Martalih mengaku ikut menangkap babi tersebut.
Ia mengaku curiga dengan tiga orang yang masuk ke perkampungannya.
Baca juga: Emak-emak Naik Motor Tiba-tiba Pindah Jalur, Akhirnya Tewas Seketika Terlindas Bus
Dalam ceritanya, tiga orang mencurigakan itu naik motor pada Selasa (27/4/2021) pukul 00.30 WIB.
Satu dari tiga pria mengenakan jubah tertutup berwarna hitam yang pura-puranya diduga sebagai babi ngepet.
Martilah menyebut harus telanjang bulat demi bisa menangkap babi.
“Ini sebagai syarat penangkapan babi ngepet,” kata Martalih di lokasi kejadian, Selasa (27/4/2021).
Setelah ditangkap, saksi menyebut babi itu menyusut ukurannya.
“Kami mengetahui saat kalung yang berada di leher babi ngepet terlepas,” katanya.
(TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma) (Kompas.com/Vitorio Mantalean)