BMKG Minta Warga Waspadai Dampak Siklon Tropis Surigae di Sulawesi Tenggara 

Dampak Siklon Tropis Surigae Tidak Terlalu Signifikan di Sulawesi Tenggara. 

Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Laode Ari
Amelda Devi/TribunnewsSultra.com
Koordinator konservasi observasi dan informasi BMKG Stasiun Maritim Kendari, Faizal Habibie. saat ditemui di Kantor BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Rabu (14/4/2021). 

"Kami pantau 3 hari ke depan, 7 hari ke depan masih relatif baik, di bawah 1 meter," ungkapnya. 

Namun tetap diwaspadai, kata Faizal, untuk di langit Sultra, baik di wilayah daratan maupun lautan masih terjadi anomali perubahan cuaca yang signifikan. 

Bibit siklon tropis 94W mengancam 30 provinsi se Indonesia termasuk Sulawesi Tenggara (Sultra).
Bibit siklon tropis 94W mengancam 30 provinsi se Indonesia termasuk Sulawesi Tenggara (Sultra). (handover)

Terutama di wilayah perairan Kendari dan Laut Banda, yang mana ketika terjadi pembentukan awan kumulonimbus, bisa berakibat pada peningkatan ketinggian gelombang.

"Walaupun ada peningkatan ketinggian gelombang yang diakibatkan dari pembentukan awan kumulonimbus, itu gelombang yang terjadi tidak akan lebih dari satu setengah meter," ungkapnya. 

Kemudian penurunan curah hujan akan terjadi pada Juli dan Agustus. 

"Pada Juli itu mulai musim kemarau di Sultra. Artinya, secara keseluruhan akan terjadi penurunan curah hujan pada Juli dan Agustus," jelasnya. 

Ia menyampaikan kewaspadaan ketika memasuki bulan kemarau akan berubah. 

Masyarakat akan diimbau untuk terus waspada akan dampak dari musim kemarau, seperti kebakaran hutan dan lain-lain.

Salah satunya dengan mengupdate informasi BMKG agar mitigasi bencana bisa dilakukan dengan baik. (*)

(Tribunnewssultra.com/Amelda Devi)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved