Pemilihan Rektor UHO

Visi Misi Prof Dr Muhammad Nurdin, UHO Menuju World Class University, Unggul Maritim dan Pedesaan

Sebanyak 7 balon yang bakal beradu gagasan, salah satunya Prof Dr Muhammad Nurdin MSc.

Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Fadli Aksar
pilrek.uho.ac.id
Profil Prof Dr Muhammad Nurdin MSc (kiri) yang menjadi salah satu bakal Calon Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) di Pilrek UHO 2021. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pembacaan visi misi bakal calon (balon) Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) periode 2021-2025, digelar 12 April mendatang.

Sebanyak 7 balon yang bakal beradu gagasan, salah satunya Prof Dr Muhammad Nurdin MSc.

Prof Dr Muhammad Nurdin MSc telah menyetorkan visi misi dengan tema Lompatan Tinggi Transformasi UHO sebagai PTN-BLU (Badan Layanan Umum) menuju PTN-BH (Badan Hukum).

"Visi saya mewujudkan Kampus World Class University yang unggul dan inovatif dalam bidang kemaritiman dan pedesaan," kata Prof Dr Muhammad Nurdin, Jumat (9/4/2021)

ia mengatakan, UHO saat ini masih berada pada klaster 3 dalam perengkingan kampus di Indonesia, dan berada di urutan 54.

Baca juga: Profil Prof Dr Muhammad Nurdin MSc, Balon Rektor UHO Dosen F-MIPA Berprestasi, Patenkan 11 Karya

Baca juga: Sepak Terjang Prof Dr Muhammad Nurdin, Bakal Calon Rektor Universitas Haluoleo di Pilrek UHO 2021

Kelompok PTN-BH sampai saat ini baru 12 kampus, diharapakan UHO masuk dalam deretan 15 PTN-BH.

Seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya), dan Universitas Airlangga (Unair).

Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Ada pula Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sumatera Utara (USU), dan Universitas Sebelas Maret atau UNS.

Alasan berikutnya yakni, status yang dimiliki UHO sebagai PTN BLU, tidak terkurangi subsidi pemerintah, bahkan ada insentif khusus World Class Universiti (WCU) dan Block Grand Penelitian sebagai nantinya PTN-BH.

Tujuannya, kata Prof Dr Prof Muhammad Nurdin MSc, untuk dapat berkontribusi lebih jauh dalam mendukung berbagai sektor ekonomi dan pembangunan di Indonesia.

PILREK UHO- Prof Dr Muhammad Nurdin MSc (kiri) yang menjadi salah satu bakal Calon Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) di Pilrek UHO 2021-2025.
PILREK UHO- Prof Dr Muhammad Nurdin MSc (kiri) yang menjadi salah satu bakal Calon Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) di Pilrek UHO 2021-2025. (Istimewa)

Bagi UHO, mengubah tata kelola BLU menjadi BH, merupakan terobosan baru yang dapat mengantarkan UHO kokoh sebagai kampus kelas dunia.

Dalam hal pengelolaan dan pengembangan wilayah pesisir, kelautan dan pedesaan pada tahun 2045.

Hal ini sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) UHO 2012-2045.

Transformasi UHO akan menjadi batu loncotan menuju perguruan tinggi kelas dunia “World Class University”.

Pertanyaan mendasar terkait gagasan transformasi tata kelola di atas adalah bagaimana kondisi UHO saat ini ?

Apakah UHO layak menjadi sebuah perguruan tinggi badan hukum ?

Dalam menjawab pertanyaan dan kekhawatiran di atas, merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 4 Tahun 2020.

Mengatur tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 88 Tahun 2014 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri Menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.

Pada Bagian I Visi Misi dan Program Kerja untuk UHO ini, ia membahas Analisis Kondisi UHO Menuju PTN-BH.

Sebelum memaparkan poin penting dari visi, misi dan program kerja untuk UHO periode 2021-2025, maka menggambarkan kondisi UHO saat ini merupakan hal penting sebagai bahan analisis potensi UHO menuju PTN-BH.

"Ini menjadi acuan saya dalam mendesain UHO sebagai kampus yang unggul dan inovatif, mencetak civitas akademika yang siap menghadapi persaingan global pada berbagai sektor penggerak ekonomi bangsa dan dunia," katanya.

Baca juga: Profil Prof Dr Muhammad Nurdin MSc, Bakal Calon Rektor Universitas Halu Oleo di Pilrek UHO 2021

Baca juga: Empat Bakal Calon Rektor UHO Setor Materi Visi-Misi di Hari Terakhir, Debat Kandidat Segera Digelar

Berdasarkan Renstra UHO tahun 2020-2024, terdapat beberapa kondisi penting yang digunakan untuk menggambarkan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) UHO.

Kondisi tersebut selanjutnya dibedakan menjadi dua yaitu Kondisi Internal dan  Kondisi Eksternal.

Kondisi internal meliputi :
a.      Tata Kelola dan Organisasi
b.      Sistem Penjaminan Mutu
c.      Input Mahasiswa dan Lulusan
d.      Sumber Daya Manusia
e.      Pengelolaan Data dan Sistem Informasi
f.       Sumber Daya Fisik
g.      Manajemen Keuangan
h.      Perpustakaan
i.       Kemahasiswaan
j.       Penelitian
k.      Pengabdian Kepada Masyarakat
l.       Kerja sama.

Sedangkan kondisi eksternal meliputi :
a.      Dinamika Sulawesi Tenggara
b.      Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
c.      Kawasan Laut Arafura
d.      Pasar Bebas ASEAN dan Globalisasi Pendidikan Tinggi.

Secara umum, hasil evaluasi strategi menunjukan langkah-langkah UHO dalam mendesain arah kebijakan penyelenggaraan Tridharma perguruan tinggi di lingkungan UHO baik internal maupun eksternal.

Menurutnya, UHO harus mampu berinovasi melalui program percepatan (akselerasi) agar indikator-indikator capaian dari penyelenggaraan Tridharma perguruan tinggi yang bermutu dapat tercapai.

Pencapaian ini menjadi batu loncatan UHO menuju World Class University yang unggul untuk bidang kemaritiman dan pedesaan.

Posisi pada indikator capaian publikasi dalam 3 tahun terakhir.

Meskipun di UHO terjadi peningkatan jumlah publikasi scopus setiap tahun, namun peningkatan itu sangat lambat bila dibandingkan dengan kampus lain di Indonesia, khususnya kampus yang masuk dalam kelompok klasterisasi 1 dan klasterisasi 2 .

Selain itu, menurutnya ada Indikator capaian lain yang juga penting untuk mendapat perhatian dari UHO.

Hal ini sebagai modal menuju World Class University yaitu bagaimana UHO meningkatkan mutu jurnal-jurnal binaan baik binaan fakultas maupun binaan universitas.

Ia menjelaskan persentase jurnal binaan fakultas terkait akreditasi jurnal.

Di mana ada sekitar 53% jurnal yang belum terakreditasi SINTA dan 47 % jurnal telah terakreditasi SINTA.

Akan tetapi, jurnal-jurnal yang terakreditasi SINTA tersebut berada pada level SINTA 4-6 (dapat dilihat pada Renstra UHO 2020-2024 hal. 20).

Selain itu, awal tahun 2021 ada 1 Jurnal terakreditasi SINTA 2 di UHO.

"Inilah beberapa gambaran hasil analisis terkait kondisi UHO saat ini. UHO harus berani berinovasi melalui program percepatan transformasi sistem tata kelola menuju PTN-BH," ungkapnya.

Meskipun dari hasil analisis menunjukan, perlunya keseriusan UHO meningkatkan capaian-capaian yang mendukung transformasi menuju PTN-BH.

Baca juga: Ini Harapan Ketua BEM Fakultas Pertanian untuk Rektor UHO Terpilih

Baca juga: Mahasiswa Faperta UHO Minta Perbanyak Buku, Buat Biografi Mahasiwa Berprestasi, Modifikasi Website

Namun, ada fakta dan peluang yang sangat menarik dari Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar.

Tentunya memudahkan percepatan alih status PTN Satker dan PTN BLU untuk bertransformasi menjadi PTN-BH.

"Peluang ini harus segera direspon oleh UHO menuju World Class University," tambahnya.(*)

(TribunnewsSultra/Amelda Devi Indriyani)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved