Bom Makassar
Dansat Brimob Polda Sultra Ajak Masyarakat Deteksi Dini Paham Radikal: Teror Bisa Muncul di Manapun
Hal itu sebagai langkah antisipasi sehingga insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar tidak terjadi di Sulawesi Tenggara.
Penulis: Fadli Aksar | Editor: Fadli Aksar
Adapun polisi megamankan para warga maksimal 50 meter dari lokasi kejadian.
Akibat ledakan tersebut, dua jalan, yakni Jl. Kajaolailado dan Jl. RA Kartini ditutup.
Sedangkan ruas jalan lain masih normal seperti biasa.
Baca juga: Gereja Protestan Sinode Sultra Kecam Teror Bom di Makassar, Pendeta Marthen Imbau Jaga Kerukunan
Baca juga: Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi Belum Merespon Insiden Bom Bunuh Diri di Makassar
Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Merdisyam, mengatakan, ada satu orang tewas yakni pelaku diduga bom bunuh diri tersebut.
Sedangkan, sembilan orang lainnya mengalami luka dan kini tengah menjalani perawatan.
“Satu korban yang dipastikan sebagai pelaku bom bunuh diri tersebut,” jelas Irjen Pol Merdisyam.
“Kemudian ada sembilan masyarakat, lima petugas gereja, dan empat jemaat yang kini sedang dalam perawatan,” ujarnya menambahkan.
Kini Densus 88 tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti, termasuk identitas pelaku pengeboman.
Irjen Pol Merdisyam juga menjelaskan kronologi hingga terjadi aksi pengeboman di area Gereja Katedral Makassar.
Menurut saksi, ada seseorang yang ingin masuk gereja dalam kondisi naik motor.
“Di jalan ada satu motor yang mau masuk ke dalam parkiran, sempat ditahan oleh petugas gereja,” kata Merdisyam.
"Dan saat itulah terjadi ledakan, yang mengakibatkan korban, baik dari pelaku itu sendiri atau dari jemaat dan petugas gereja,” ujarnya menambahkan.
Pelaku belum sempat turun dari motor hingga terjadi ledakan itu.
“Kalau kita lihat dari olah TKP, jasad dan kendaraan itu menyatu, diduga belum turun karena ditahan oleh petugas gereja," jelas Merdisyam.
Pengakuan Saksi Mata