Virus Corona
Kronologi Kasus Jenazah Covid-19 Tertukar hingga Berujung Pemukulan Terhadap Petugas Pemakaman
Kasus jenazah tertukar ini berujung pada pemukulan petugas pemakaman oleh anggota keluarga jenazah.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Insiden jenazah Covid-19 tertukar terjadi di Kota Malang, Jawa Timur.
Kasus jenazah tertukar ini berujung pada pemukulan petugas pemakaman oleh anggota keluarga jenazah.
Akibatnya, dua anggota keluarga yakni MNH (21) dan sepupunya, BHO (24) ditangkap Polresta Malang Kota.
"Saat peti ini mau dimasukkan ke liang kubur, saya baru sadar karena posisi saya memang agak tinggi dari peti. Jadi saya lihat tulisan di peti itu bukan nama bapak saya," kata MNH di Mapolresta Malang Kota, Jumat (29/1/2021).
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Beri Penjelasan Soal Aturan Baru Pajak Penjualan Pulsa hingga Token Listrik
Sementara, berikut kronologi insiden tertukarnya jenazah Covid-19 yang dirangkum dari Kompas.com.
MNH yang juga merupakan anak pasien Covid-19 yang meninggal menuturkan insiden ini bermula saat dirinya menelepon pihak Public Safety Center (PSC) Kota Malang perihal pemakaman sang ayah.
Ia menanyakan pihak PSC tentang jadwal pemakaman ayahnya. Saat itu, petugas menjawab ayahnya akan dimakamkan pada kloter keempat.
"Terus saya tanya kira-kira itu jam berapa. PSC tidak bisa memastikan, lalu saya pulang dulu sambil menunggu konfirmasi selanjutnya," kata MNH.
Baca juga: Pria Paruh Baya di Bantul Tega Cabuli Anak Tetangga Berulang Kali, Dilaporkan Ada Tiga Korban
Sekitar pukul 12.27 WIB, MNH mendapat telepon dari petugas PSC.
Petugas meminta MNH dan keluarganya bersiap karena kloter pemakaman ketiga telah berangkat.
MNH bersama sepupunya berangkat ke Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk menunggu penyelenggaraan jenazah.
"Saya sama sepupu berangkat berdua ke rumah sakit untuk menunggu. Sebagian (keluarga) ke makam," katanya.
Baca juga: Jenazah Kapten Afwan, Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Dibawa ke Rumah Duka
Tak lama menunggu di rumah sakit, ambulans pun datang.
Namun, petugas justru memakamkan jenazah pasien Covid-19 yang lain.
Petugas beralasan ingin menyelesaikan pemakaman jenazah yang dikubur di TPU Sukun.
MNH mengatakan, ayahnya akan dimakamkan di TPU Kasin.
"Saya diloncatin satu dulu enggak apa-apa, tapi selanjutnya bapak saya," katanya.
Baca juga: Sekeluarga Diduga Tewas Bunuh Diri, Ayah Ditemukan Tergantung, Mulut Anak Berbusa
Tak kunjung dapat giliran
Setelah pemakaman jenazah di TPU Sukun selesai, petugas malah berencana memakamkan jenazah lain.
MNH yang mendengar rencana itu kemudian memprotes.
Ia meminta petugas memakamkan jenazah ayahnya. Ia pun menjelaskan kondisinya saat itu kepada petugas.
"Saya jelaskan kalau saya habis ditelepon oleh call center untuk persiapan, harusnya bapak saya. Tapi kok kenapa bapak saya tidak diangkat, malah diloncatin lagi," katanya.
Namun, protes yang disampaikannya justru memicu ketegangan antara dirinya dan petugas PSC.
"Ada petugas yang mungkin karena capek mereka emosi. Dia menganggap seakan-akan saya melawan petugas," kata dia.
Baca juga: Bupati Sleman Positif Covid-19 setelah Vaksin: Tidak Ada Kasus Virus Mati dalam Vaksin Kembali Hidup
Padahal, MNH mencoba menjelaskan bahwa seharusnya giliran jenazah ayahnya yang dimakamkan.
"Tapi, mereka mengatakan bahwa bukan bapak saya yang diberangkatkan, bapak saya nanti," tambah dia.
Ketegangan berlanjut ketika MNH mengancam akan membawa jenazah ayahnya secara mandiri.
Rupanya, petugas menjadi tersinggung mendengar ucapan tersebut. Gesekan pun mulai terjadi. Salah satu petugas menabrak sepupu MNH.
"Salah satu dari petugas ini menabrak kakak (sepupu) saya. Saya mencoba untuk memisahkan," katanya.
Ia pun merasa heran pemakaman jenazah ayahnya menjadi berbelit-belit.
Baca juga: Viral Video Bullying Gadis Remaja di Hotel, Motif Cemburu hingga Kesal Korban Sering Pinjam Baju
"Bapak saya meninggal kok urusannya berbelit. Saya coba mendinginkan kakak saya. Saya bilang enggak apa-apa diangkat saja," kata MNH.
MNH dan petugas menemui jalan tengah, jenazah ayahnya akhirnya dibawa ke TPU Kasin.
Setibanya di TPU, keluarga telah menshalati jenazah sebelum dimakamkan.
Saat hendak diturunkan ke liang lahat, MNH mendapati nama di peti jenazah berbeda.
Ia pun memberi tahu keluarganya, peti jenazah yang dibawa petugas ternyata keliru.
"Saya bilang ke keluarga bahwa ini bukan bapak saya. Di situ timbul kekacauan lagi antara keluarga saya dan petugas," jelas dia.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Sebut Vaksinasi Covid-19 Hukumnya Wajib Kifayah
Keluarga terpancing emosi hingga pukul petugas
MNH berusaha mencari koordinasi petugas PSC, tetapi ia tak menemukannya.
"Kami terpancing emosi, kakak saya menabrak salah satu petugas. Tidak lama, karena saya spontanitas emosi, saya memukul salah satu petugas," jelasnya.
Meski begitu, ia membantah ada keluarga yang memegang petugas tersebut.
"Perlu saya luruskan, tidak ada orang memegang terus saya pukuli tidak ada. Jadi pertama memang ditabrak oleh saudara saya, dipegang oleh orang-orang. Disusul oleh saya yang spontan memukul salah satu petugas itu," katanya.
Sebelumnya, MNH (21) dan sepupunya, BHO (24), ditangkap Polresta Malang Kota akibat insiden pemukulan tersebut.
Sementara itu, Koordinator Public Safety Center (PSC) 119 Dinas Kesehatan Kota Malang Dhana Setiawan mengatakan, insiden tertukarnya jenazah itu merupakan ketidaksengajaan dari petugas.
Menurutnya, petugas di lapangan sedang tidak fokus akibat lelah.
Ditambah lagi, petugas dan keluarga jenazah sempat bersitegang.
(KOMPAS.com/Andi Hartik)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Saat Mau Dimasukkan ke Liang Kubur, Saya Baru Sadar Tulisan di Peti Itu Bukan Nama Bapak Saya"",