Kasus MBG di Sulawesi Tenggara

Murid SD di Sawerigadi Muna Barat Sakit Perut Usai Santap MBG: Antara Maag dan Dugaan Keracunan

Sebanyak dua siswa sekolah dasar di Kecamatan Sawerigadi, Kabupaten Muna Barat mengalami sakit perut dan mual usai menyantap hidangan yang disediakan.

|
Penulis: Sugi Hartono | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
DOKTER PUSKESMAS - Dokter Puskesmas Kampobalano, dr Kalbia, membenarkan adanya dua murid SD yang dirawat di puskesmasnya. (Istimewa) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan di Kabupaten Muna Barat (Mubar), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kali ini, dua siswa sekolah dasar di Kecamatan Sawerigadi mengalami sakit perut dan mual usai menyantap hidangan yang disediakan.

Jarak Kecamatan Sawerigadi ke Raha, ibu kota Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, sekira 33.9 kilometer (km).

Estimasi waktu tempuh perjalanan sekira 50 menit berkendara roda dua maupun roda empat.

Peristiwa pada Jumat (26/9/2025) ini memunculkan pertanyaan tentang penyebab pasti keluhan tersebut, yang kini tengah didalami pihak terkait.

Baca juga: Dugaan Sabotase 189 Porsi MBG di Boyolali, Ada Sosok Misterius ke Ruangan Sekolah Bukan Petugas SPPG

Untuk diketahui, dua murid di Muna Barat dilarikan ke Puskesmas Kampobalano setelah mengeluhkan sakit perut dan mual tak lama setelah makan siang dari program MBG.

Menurut orangtua murid, SI (41), sang anak tak pernah mengeluhkan sakit perut maupun mual.

Ia menduga, gejala sakit perut ini dipicu oleh campuran menu makanan MBG yang diberikan.

"Biasanya anak saya makan teratur dan tidak pernah bermasalah dengan lambung. Baru kemarin, setelah makan MBG, ia bilang perutnya terasa sakit dan mual," jelas SI, Selasa (30/9/2025).

Penjelasan Dokter: Mengarah ke Gejala Maag

Baca juga: 3.485 Porsi MBG Disalurkan SPPG Polda Sulawesi Tenggara Setiap Hari, Menu Susu Dua Kali Seminggu

Sementara itu, Dokter Puskesmas Kampobalano, dr Kalbia, membenarkan adanya dua murid SD yang dirawat di puskesmasnya.

Meski demikian, ia belum bisa memastikan sakit perut tersebut disebabkan oleh makanan MBG.

Berdasarkan pemeriksaan awal, dr Kalbia lebih cenderung menduga bahwa gejala yang dialami kedua pasien mengarah pada maag.

"Berdasarkan analisis kemarin, pasien itu mengalami nyeri ulu hati, pola makan tidak teratur menunjukkan ada gejala pada lambung," jelas dr Kalbia.

Pernyataan dokter ini didukung oleh temuan umum gejala maag pada anak, seperti nyeri di ulu hati dan mual.

Baca juga: Penyedia Pangan MBG Sulawesi Tenggara Wajib Miliki Sertifikat Laik Higiene, Sekolah Sediakan Hotline

Gejala ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak teratur, makan terlalu cepat, atau konsumsi makanan tertentu.

Meski begitu, kesimpulan awal ini belum bisa sepenuhnya akurat.

Hal ini karena keterangan orangtua murid menyatakan bahwa anak mereka memiliki pola makan yang teratur dan tidak memiliki riwayat maag.

"Kalau dari makanan, semestinya seluruh siswa yang kena, tapi ini kan cuma dua orang. Jadi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, apakah siswanya yang tidak cuci tangan, atau seperti apa," jelasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Sugi Hartono)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved