TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Tenggara (Sultra), Brigjen Pol Christ Reinhard Pusung, menyoroti potensi bahaya dari hilangnya ribuan ampul fentanil dari RSUD Bahteramas.
Ia menyebut, fentanil yang tergolong sebagai narkotika medis ini dapat dimodifikasi secara kimia menjadi zat adiktif yang jauh lebih kuat dibandingkan morfin.
Obat ini umumnya digunakan dalam dunia medis sebagai anestesi, tetapi kandungannya memiliki risiko tinggi untuk disalahgunakan jika jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab.
“Harapan kami, jangan sampai obat-obatan ini jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab. Fentanil bisa menjadi prekursor pembuatan narkoba,” kata Brigjen Christ Reinhard saat kunjungan ke RSUD Bahteramas, di Kendari, Sultra, Rabu (9/4/2025) lalu.
Data menyebutkan, sebanyak 2.265 ampul fentanil dinyatakan hilang dari RSUD Bahteramas Sultra.
Sehingga, pihak BNN Sultra sangat menyayangkan adanya insiden ini dan menilai jumlah ini tergolong besar dan sangat rawan disalahgunakan.
Baca juga: RSUD Bahteramas Sultra Pastikan Insiden Pencurian Obat Tak Ganggu Pelayanan, Sebut Masih Punya Stok
Ia juga meminta pihak aparat bisa memitigasi agar obat ini tidak sampai ke tangan yang tidak bertanggung jawab.
“Ini sangat berbahaya. Karena itu kami harapkan tindakan cepat dari aparat yang berwenang untuk mengungkap kasus ini dan memitigasi agar obat-obat ini tidak sampai ke tangan yang tidak bertanggung jawab. Karena bisa menjadi barang narkoba yang lebih kuat,” jelasnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)