Debat Pilkada Sulawesi Tenggara

LA Pertegas Pernah di Birokrat 42 Tahun ke ASR saat Disentil Isu Pendidikan di Debat Pilkada Sultra

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Lukman Abunawas (LA) menanggapi pernyataan Andi Sumangerukka (ASR) pada saat sesi tanya-jawab debat kandidat, Sabtu (19/10/2024) malam.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Calon Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Lukman Abunawas (LA) menanggapi pernyataan Andi Sumangerukka (ASR) pada saat sesi tanya-jawab Debat Publik kandidat Pilkada Sultra 2024 yang digelar Sabtu (19/10/2024) malam.

Tema yang diangkat pada debat perdana ini antara lain Pendidikan, Kesehatan, dan Pelayanan Publik yang Inklusif.

Lukman menegaskan kepada pasangan calon (paslon) nomor urut dua bahwa dirinya sudah mengabdi selama 42 tahun di birokrasi.

Dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan selama tujuh tahun sehingga dirinya tahu persis masalah pendidikan.

"Mohon maaf, saya basic di birokrat 42 tahun mengabdi, saya pernah Kadis Diknas tujuh tahun jadi tahu persis kendala di bidang pendidikan," tegasnya.

Baca juga: Debat Nyaris Ricuh, ASR Peluk LA-IDA Usai Merasa Terdiskriminasi, Pendukung Protes ke Bawaslu Sultra

Sebelumnya, ASR bertanya upaya LA dalam memastikan output pendidikan yang optimal di tengah kurikulum yang berubah-ubah.

Menurut Lukman, saat ini Kurikulum Merdeka yang diterapkan di seluruh tingkat pendidikan belum efektif.

"Dari 17 kabupaten/kota, Kurikulum Merdeka belum efektif, baru 41 persen," kata Lukman dilansir kanal YouTube TV One.

Hal itu disebabkan oleh sumber daya manusia yakni guru, anggaran yang belum mencapai 20 persen, dan sikap pemerintah belum maksimal.

Sehingga, untuk memastikan pendidikan yang optimal maka kurikulum harus disamaratakan dan anggarannya disiapkan.

Selanjutnya ASR yang menanggapi bahwa sebagai Gubernur nantinya tidak boleh hanya membicarakan anggaran namun juga harus memahami regulasi.

"Pada kenyataannya kita cuma bicara anggaran tapi tidak tahu kira-kira outputnya kedepan. Sebagai Gubernur kita harus paham tentang kebijakan," ucap dia.

"Maka kita harus dukung mereka dengan regulasi yang baik. Sehingga kreativitas anak-anak kita bisa terakomodir dengan anggara yang ada," imbuhnya.

Mendengar tanggapan tersebut, LA menjawab, dia telah mengabdi selama 42 tahun di birokrasi dan pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan selama tujuh tahun.

"Yang paling penting peningkatan kualitas guru-guru sehingga membuka ruang kepada guru, hingga segenap siswa pelajar agar terbuka apa kendalanya. Lalu kita berikan solusi dengan pemanfaatan efektivitas anggaran," pungkasnya. 

Halaman
12